TEMPO Interaktif, New York - Kamis, 23 September 2011 boleh jadi bakal menjadi hari yang paling menentukan bagi rakyat Palestina. Sebab, pada hari itu, Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas akan menyerahkan surat permohonan resmi agar Palestina menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam Sidang Umum PBB yang digelar di New York, Amerika Serikat.
"Saya harap Israel memakai kesempatan ini untuk mengakui Negara Palestina," kata Presiden Abbas setibanya di Markas Besar PBB di New York, Senin, 19 September 2011."Dan tak kehilangan satu kesempatan untuk menciptakan perdamaian." Ia mengaku mendapat tekanan kuat dari sejumlah negara lantaran berusaha mencari kedudukan tetap di PBB.
"Rakyat Palestina dan para pemimpinnya telah melewati masa-masa sulit," tuturnya. "Tapi kami berhasil mengantisipasi." Maklum saja, selama ini Israel dan Amerika Serikat menentang usaha sepihak Palestina untuk mendirikan negara sendiri. Walhasil, selama ini Palestina hanya duduk dengan status sebagai negara peninjau di PBB.
"Perdamaian hanya bisa dicapai lewat perundingan langsung," ujar Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dalam rapat kabinet pada Ahad lalu. Netanyahu bahkan menaksir upaya Palestina itu akan menemui jalan buntu. "Usaha Palestina mendapat pengakuan sebagai negara dalam sidang umum PBB akan mengalami kegagalan."
Adapun Amerika Serikat telah mewanti-wanti akan memveto upaya Palestina itu di Dewan Keamanan PBB. Washington berkeras agar Palestina kembali ke meja perundingan. Padahal, perundingan Israel-Palestina yang ditengahi Amerika Serikat telah membeku sejak setahun lalu. Gara-garanya, Israel terus membangun permukiman di wilayah Palestina.
Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa, yang akan mewakili Indonesia di Sidang Umum, mengatakan Indonesia telah mengakui kemerdekaan Palestina beberapa jam setelah dideklarasikan pada 1988. "Indonesia akan menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina," kata Marty.
Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Mahfudz Siddiq mengatakan dukungan parlemen dan Pemerintah Indonesia sudah bulat terhadap perjuangan kemerdekaan dan pengajuan keanggotaan Palestina di PBB pekan ini. "Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina itu sudah merupakan pijakan serta sikap politik yang jelas dan lugas," katanya.
l AP | REUTERS | INDEPENDENT | TELEGRAPH | ANDREE PRIYANTO