TEMPO Interaktif, Peringatan 10 tahun peristiwa serangan teror ke Menara Kembar di Amerika Serikat, 9 September, dilakukan dengan hikmat di berbagai negara. Namun berbeda dengan di Inggris, sekitar 100 warga muslim garis keras justru memperingatinya dengan demonstrasi di depan gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di London, Ahad, 11 September 2011.
Mereka membentangkan berbagai spanduk kecaman dan meneriakkan slogan anti-Amerika. Bahkan aksi unjuk rasa itu diwarnai dengan pembakaran bendera Amerika Serikat.
Salah seorang demonstran di Grosvenor Square berkata, "Anda senantiasa akan berhadapan dengan penderitaan, Anda bakal menghadapi penghinaan selama pasukan Anda masih bercokol di negeri muslim."
Sementara itu, sekelompok muslim lainnya justru menolak sikap radikal yang dipertontonkan sesamanya. Penolakan itu ditunjukkan dengan unjuk rasa tak jauh dari Kedutaan Amerika Serikat dengan cara membentangkan spanduk bertuliskan, "Ekstrimisme melawan Muslim" dan "Jika Anda Ingin Menerapkan Syariah, Pindah Saja ke Saudi."
Abdul Salam, 41 tahun, salah seorang pengunjuk rasa "damai" mengaku sengaja berjalan sendirian dari rumahnya di Glasgow ke London untuk melakukan unjuk rasa perdamaian. Dia katakan, "Saya seorang muslim, apa yang mereka lakukan bikin malu seluruh umat Islam. Ini bukanlah bagian dari ajaran Islam."
Islam, jelasnya, mengajarkan perdamaian, namun yang mereka lakukan dapat menimbulkan kebencian masyarakat terhadap Islam. "Dalam ajaran Islam disebutkan jika Anda melihat kemungkaran maka Anda harus mencegahnya. Saya bangga menjadi warga negara Inggris. Saya mencintai negeri ini, seluruh masyarakat di sini saling menjadi bagian masyarakat lainnya," ujar Salam.
DAILYMAIL | CA