TEMPO Interaktif, Putra pemimpin terguling Libya Kolonel Muammar Qadhafi, Saadi Qadhafi, kabur ke negara tetangga Niger. Bersama bekas Kepala Intelijen Libya, Saadi turut ditahan.
Koresponden Al Jazeera di Agadez, Yvonne Ndege, melaporkan, hal itu diketahui ketika sebanyak 8-9 konvoi kendaraan dari Libya dicegat oleh otoritas keamanan Niger di perbatasan
Dalam iring-iringan kendaraan tersebut, jelas Ndege, selain Saadi terdapat pula pejabat senior militer dan bekas Kepala Intelijen Libya. Mereka kini dalam tahanan pihak keamanan Niger.
"Kendaraan mereka dicegat oleh otoritas keamanan Niger di perbatasan. Di dalamnya terdapat putra Qadhafi, Saadi, dan pejabat senior militer lainnya," lapor Ndege dari Agadez.
Berita pencegatan dan penangkapan putra Qadahafi serta pejabat militer senior lainnya dibenarkan oleh juru bicara pemerintah Niger, Marou Adamou, dan Menteri Kehakiman.
"Saat ini konvoi tersebut menuju Agadez, sebelah utara Niger. Mereka diperkirakan tiba di Niamey (ibu kota Niger) kemungkinan hari ini atau besok," kata Adamou.
Saadi adalah putra ke-3 dari 7 anak-anak Muammar Qadhafi. Pria 38 tahun itu dikenal sebagai lelaki playboy yang telah meninggalkan dunia sepak bola profesional pada 2004. Ia lalu bergabung dengan pasukan angkatan darat Libya sekaligus memimpin unit pasukan elite.
Sementara itu, kabar lain menyebutkan, Bouzaid Dorba yang merupakan Kepala Organisasi Keamanan Libya ditahan di Tripoli, Ahad, 11 September 2011. Sejumlah pejuang anti-Qadhafi mengatakan, Dorda merupakan bekas Perdana Menteri Libya yang akan diserahkan ke NTC, Ahad. "Beliau salah satu dari beberapa bekas pejabat pemerintah yang dicari sejak Tripoli jatuh bulan lalu."
Sedangkan bekas Menteri Luar Negeri Abdelati Obeid ditahan pada 31 Agustus 2011 di daerah pinggiran Tripoli. Qadhafi sendiri, jelas para pejuang NTC, masih bersembunyi di beberapa kota di Libya dengan perlindungan para pengikutnya. "Pejuang NCT memberikan batas waktu hingga Sabtu. Jika tidak menyerahkan diri, kami akan menggempur kota Bani Walid yang menjadi tempat persembunyiannya."
AL JAZEERA | CA