TEMPO Interaktif, Komandan Brigade Pasukan Keamanan Kolonel Muammar Qadhafi, Mansour Daw, dilaporkan berada di antara para bekas pejabat Libya yang tiba di ibu kota Niger, Niamey.
Sumber-sumber di Niger mengatakan, Mansour Daw memasuki Niger pada Ahad, 4 September 2011, melalui gurun pasir di Kota Agadez.
Sementara itu, konvoi pasukan militer lainnya, jelas sang sumber, membawa perlengkapan senjata berat serta emas dan uang kontan. "Mereka memasuki negeri ini melalui perbatasan." Namun demikian, para pejabat di Niger tak percaya Kolonel Muammar Qadhafi berada di antara rombongan.
Seorang komandan militer senior dari kelompok pemberontak yakin bahwa Kolonel Muammar Qadhafi masih berada di Libya. Dia dipercaya tidak akan melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Kami memperoleh informasi dari berbagai sumber bahwa dia sekarang berada di selatan menuju Chad atau Niger," ujar Hisham Buhagiar dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Reuters.
Bekas pemimpin Libya selama 42 tahun itu bersumpah akan bertempur hingga titik darah penghabisan, kendati dia telah kehilangan kontrol di hampir seluruh kekuasaan negara.
Sejumlah pejabat di Niger mengatakan, Daw merupakan Komandan Brigade Keamanan, memasuki Niger melalui padang pasir Ahad, 4 Septembert 2011. Sedangkan Reuters mengutip keterangan pejabat keamanan Amerika Serikat yang tak bersedia disebutkan namanya menyebutkan bahwa sejumlah bekas pejabat penting Libya tiba di Niger.
Kepada wartawan, Menteri Dalam Negeri Niger Abdou Labo, Selasa, 6 September 2011, mengatakan Niger bersedia menerima kehadiran Daw dengan alasan kemanusiaan. Konvoi rombongan bekas pejabat Libya itu tiba di Agadez, Senin, 5 September 2011, menuju Niamey dengan jarak tempuh 950 kilometer.
Rombongan itu diyakini membawa sedikitnya 50 kendaraan tempur, termasuk di dalamnya terdapat prajurit bayaran Tuareg yang sengaja direkrut untuk melindungi Muammar Qadhafi dan rombongannya.
"Kendaraan itu membawa emas, euro, dan dolar melintas dari Jufra ke Niger dengan bantuan Tuareg, suku asli Niger," kata Fathi Baja dari Dewan Transisi Nasional (NTC) kepada Reuters.
Kabar keberadaan rombongan loyalis Qadhafi di Niger membuat Amerika Serikat berang. Negeri yang dipimpin Barack Obama itu meminta Niger segera menahan pejabat pro-Qadhafi yang memasuki negara itu. "Kami meminta dengan sangat agar Niger menahan anggota rezim Libya yang menjadi subyek tuntutan hukum," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Victoria Nuland.
Semula ada laporan yang menyebutkan Burkina Faso, negara lain yang memiliki perbatasan dengan Libya, menyatakan siap menerima kehadiran Kolonel Qadhafi. Namun, laporan tersebut dibantah oleh Kementerian Komunikasi Burkina Faso. Alain Edouard Traore mengatakan kepada BBC, "Burkina Faso tidak memberikan suaka kepada Qadhafi. Beliau tidak berada di sini."
Juru bicara NTC di London, Guma el-Gamaty, berbicara kepada BBC, mengatakan Niger akan dihukum jika terbukti membantu Kolonel Muammar Qadhafi melarikan diri.
"Niger adalah tetangga Libya di sebelah selatan dan perlu mempertimbangkan hubungan masa depannya dengan Libya," kata Gamaty. "Ini, jika benar terjadi (melindungi Qadhafi), akan sangat bertentangan dengan hubungan masa dengan antara Libya dengan Niger."
BBC | CA