TEMPO Interaktif, Jakarta - Cina akan memperkuat kontrol atas ekspor-ekspor senjatanya setelah terungkapnya sebuah pertemuan pada Juli lalu antara pembuat senjata Cina dan perwakilan pemimpin Libya, Kolonel Muammar Qadhafi. Juru bicara Menteri Luar Negeri Cina, Jiang Yu, mengulang pendirian Cina bahwa tak ada kontrak-kontrak yang telah diteken dan tak ada senjata yang telah dikirim. Libya saat ini berada dalam embargo senjata global.
"Cina akan terus memperketat penerapan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lebih jauh memperkuat manajemen ekspor-ekspor militer," ujar Jiang di Beijing, Cina. Beijing menyebutkan, pertemuan yang diributkan Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya itu adalah tindakan individu dalam perusahaan-perusahaan Cina dan berada di belakang pemerintah Cina.
Jiang mengindikasikan suatu penyelidikan bisa dilakukan. "Pihak berwenang dalam perdagangan militer akan menangani masalah ini dengan serius," katanya.
Sebelumnya, pihak oposisi Libya yang mendongkel Qadhafi dari Tripoli mengatakan terdapat bukti bahwa perusahaan-perusahaan Cina mengapalkan senjata lewat Aljazair untuk pasukan Qadhafi setelah pecahnya pemberontakan. Itu merupakan pelanggaran embargo PBB.
Sejauh ini tak ada indikasi bahwa pemerintah Cina memainkan sebuah peran dalam kontak-kontak antara para produsen senjata dan perwakilan Qadhafi. Meskipun kontak dengan oposisi telah dibuka, Beijing belum mengakui NTC sebagai pemerintah Libya yang sah. Saat ditanya kapan hal itu terwujud, Jiang hanya menimpali, "Ketika waktunya sudah tepat."
Di Libya, sumber-sumber militer Prancis menyatakan telah diberi tahu Komandan Pasukan Libya selatan, Jenderal Ali Khana, bahwa Qadhafi diduga berada di Niger, tak jauh dari perbatasan Libya. Selain itu, Qadhafi dan putranya, Saif al-Islam, akan bergabung dengan Khana dan mengejar konvoi dua ratusan kendaraan militer menuju Niger.
Ahad lalu, Kepala Brigade Keamanan Qadhafi, Mansour Dhao, bersama lebih dari 10 pejabat Libya telah menyeberang ke Niger. Kepergian Dhao beberapa hari setelah istri Qadhafi dan tiga putranya diterima Aljazair dengan alasan kemanusiaan.
Dari Dubai, stasiun televisi Al-Arabiya melaporkan bahwa Qadhafi bukan bagian dalam konvoi ratusan kendaraan yang menyeberang masuk ke Niger dari Libya, Senin lalu, itu. Laporan itu mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Niger Bazoum Mohamed, meskipun tak ada wawancara yang ditayangkan.
NTC sebelumnya menyebutkan bahwa sebuah konvoi 10 kendaraan telah menggondol sejumlah uang kontan dari sebuah cabang Bank Sentral Libya di kampung kelahiran Qadhafi, Sirte. Kota itu masih di luar kendali pemberontak.
Reuters | Al Jazeera | Xinhua | AP | Dwi Arjanto