Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bekas Musuh CIA Pimpin Militer NTC

image-gnews
Pemberontak Libya lewat radio komunikasi di dekat tenda Muammar Qaddhafi di Bab Al-Aziziya, Tripoli (23/8). Pasukan pemberontak Libya bergembira usai menyerbu benteng Muammar Qaddafi dan berhasil merebut senjata dan menjarah serta menghancurkan simbol kediktatoran selama 42 tahun. REUTERS/Louafi Larbi
Pemberontak Libya lewat radio komunikasi di dekat tenda Muammar Qaddhafi di Bab Al-Aziziya, Tripoli (23/8). Pasukan pemberontak Libya bergembira usai menyerbu benteng Muammar Qaddafi dan berhasil merebut senjata dan menjarah serta menghancurkan simbol kediktatoran selama 42 tahun. REUTERS/Louafi Larbi
Iklan

TEMPO Interaktif, TRIPOLI - Katanya, dalam politik tak ada musuh dan teman yang abadi. Abdul Hakim Belhaj adalah salah satu contohnya. Pemimpin Kelompok Perlawanan Islam Libya (LIFG) ini dulu dikejar-kejar rezim Kolonel Muammar Qadhafi, yang dibantu agen-agen Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA) dan Dinas Intelijen Inggris MI-6.

Enam tahun berselang, kedua dinas intelijen negara adidaya itu justru merestui Belhaj menjadi Komandan Pasukan Dewan Transisi Nasional Libya (NTC). Restu itu diperoleh Belhaj setelah Kepala NTC, Mustafa Abdul Jalil, menunjuknya. Belhaj sukses memimpin pasukan pemberontak mengepung kompleks tempat tinggal Qadhafi di Bab Al-Azziyah.

Toh, Belhaj tak pernah melupakan peristiwa pada 2004 itu. "Saya menuntut permohonan maaf dari CIA dan MI-6," katanya kemarin. Maklum, selepas diciduk CIA dan MI-6 di Bangkok, Thailand, ia dikirim dengan pesawat khusus ke Tripoli. Ia pun bonyok digarap agen-agen Dinas Intelijen Libya di bawah rezim Qadhafi. Ia dituduh melakukan tindak terorisme.

"Apa yang terjadi kepada saya dan keluarga saya adalah suatu pelanggaran hukum," Belhaj menambahkan. "Saya berhak mendapatkan permintaan maaf. Termasuk atas apa yang saya alami ketika saya ditangkap dan disiksa." CIA dan MI-6 memang tak ikut menyiksa. "Tapi mereka memeriksa saya setelah itu," ujarnya.

Namun, kepada The New York Times, Belhaj mengatakan akan memusatkan perhatian pada masa depan Libya. "Kami hanya berfokus pada Libya dan cuma Libya," ucapnya. Ia juga membantah tuduhan masa lalu yang berkaitan dengan jaringan Al-Qaidah. "Kita tak ada hubungannya dengan Al-Qaidah dan tak pernah ada. Kami punya agenda yang berbeda."

Sementara Belhaj ditangkap, lain halnya dengan Saif al-Islam, 39 tahun, putra sekaligus tangan kanan Qadhafi. Dulu Saif adalah "rekan dekat" CIA dan MI-6. Laporan yang dilansir The Independent menyebutkan, MI-6, Scotland Yard, dan pasukan komando Inggris SAS telah menyelamatkan Saif dari upaya percobaan pembunuhan di Inggris pada sekitar 2003.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat itu Saif diincar oleh sekelompok militan Islam. Kini situasinya berbalik 360 derajat. Saif kini justru diburu oleh organisasi yang dulu melindunginya itu. Saif juga dekat dengan CIA lantaran sukses meyakinkan ayahnya untuk tak meneruskan upaya membuat senjata pemusnah massal serta berbaik hati kepada Amerika Serikat, Inggris, dan sekutunya.

"Saya berhasil membujuk ayah saya," kata Saif dalam sebuah wawancara pada sekitar 2004. "Pada akhirnya kami punya hubungan yang baik dengan CIA, MI-6, dan Amerika, juga Inggris."

MI-6 dan CIA menolak mengomentari kedekatan ini. Seperti di film Hollywood, Mission: Impossible, pemerintah Inggris telah menegaskan tak akan mengomentari isu intelijen.
Begitu pula CIA, tak bersedia mengomentari peran baru Belhaj.

Padahal, sehari sebelumnya, juru bicara CIA, Jennifer Youngblood, mengatakan bahwa pihaknya melakukan hal itu demi melindungi kepentingan rakyat Amerika Serikat. Tapi, ya, itu tadi, tak ada kawan dan lawan yang abadi. Saif dan ayahnya kini diincar oleh bekas kawan baiknya tersebut.

AP | REUTERS | INDEPENDENT | ANDREE PRIYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

10 September 2018

Ladang minyakperusahaan minyak Italia Eni di Mellitah, Libya. AP/Eni Press office
Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

Sejumlah pria bersenjata menyerang kantor pusat perusaahan minyak nasional Libya, NOC, di Tripoli, Senin 10 September 2018.


Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

18 Mei 2018

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai tangan dari mobilnya saat ia kembali ke Korea Utara usai mengadakan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, 27 April 2018. (Korea Summit Press Pool via AP)
Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

Trump mengatakan penyelesaian denuklirisasi Korea Utara tidak akan menggunakan model Libya, seperti disuarakan penasehat Keamanan AS, John Bolton.


Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

11 Juni 2017

Saif al-Islam (kiri) dan ayahnya, Muammar Gaddafi. REUTERS/Chris Helgren (kiri) and Jamal Saidi
Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

Saif al-Islam, putra kedua Muamar Khadafidiktator Libya yang telah dijungkalkan, dilaporkan bebas dari penjara.


ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

28 Februari 2017

ISIS memaksa perawat Filipina memberikan pelatihan medis di Libya. scmp.com
ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

Staf kesehatan Filipina bekerja di rumah sakit utama di Sirte, Libya, yang digunakan ISIS untuk mengobati militan yang terluka.


Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

22 Februari 2017

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

Kemungkinan masih ada korban yang tenggelam ke dalam laut.


Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

5 Februari 2017

Para migran dari Eritrea terjun ke laut dari kapal yang penuh penumpang di perairan Mediteranian, sekitar 13 mil di utara Sabratha, Libya, pada 29 Agustus 2016. Ribuan pengungsi yang menaik 20 perahu lebih diselamatkan oleh anggota LSM. AP/Emilio Morenatti
Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

Di antara pengungsi yang berada di perahu tersebut berasal dari Suriah, Tunisia, Libya, dan wilayah otoritas Palestina.


Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

21 November 2016

sxc.hu
Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

Keluarga siswa SMA yang menjadi korban serangan monyet yang dilepaskan tiga pemuda, membalas dendam hingga terjadi perang suku di Shaba,Libya.


Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

3 Oktober 2016

Pasukan Libya yang berafiliasi dengan pemerintah saat bertempur dengan ISIS di Sirte, Libya, 22 September 2016. AP/Manu Brabo
Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

"Mayat Oerlemans dibawa ke rumah sakit Misrata, 200 kilometer sebelah barat Sirte."


Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

17 Agustus 2016

Pasukan Libya yang berkoalisi dengan PBB menembakan roket saat bertempur dengan ISIS di Sirte, Libya, 4 Agustus  2016. REUTERS/Goran Tomasevic
Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

"Distrik Dua berhasil dibebaskan," kata Reda Issa, juru bicara pasukan pro-pemerintah, kepada kantor berita Reuters.


Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

2 Agustus 2016

Aksi pasukan tentara Libya dalam pertempuran melawan militan ISIS di Sirte, Libya, 21 Juli 2016. Tentara Libya bersekutu dengan pasukan PBB untuk merebut kembali kota Sirte dari tangan kelompok militan tersebut. REUTERS
Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

Menurut keterangan Pentagon, serangan udara yang dilancarkan pada Senin kemarin untuk menjawab permintaan Otoritas Pemerintah Nasional (GNA).