TEMPO Interaktif, Paris - Sehari setelah pertemuan Paris, Uni Eropa mencabut sanksi terhadap Libya. Siaran resmi Uni Eropa menyatakan ada 28 entitas Libya yang dibebaskan dari larangan.
Pencabutan larangan itu termasuk larangan berlabuh di bandar Tripoli, Al-Khoms, Brega, Ras Lanuf, Zawiyah, dan Zuara. Larangan terbang untuk maskapai Libyan Arab Airlines juga diakhiri, seperti halnya operasi perusahaan energi, termasuk Ras Lanuf Oil dan Gas Processing Co serta perusahaan minyak Sirte dan Waha.
Pencabutan larangan pun diberlakukan terhadap bank, seperti National Commercial Bank, Gumhouria Bank, Sahara Bank, dan First Gulf Libyan Bank.
Uni Eropa mencabut sanksi tersebut setelah dilakukan pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Polandia kemarin. Pada pertemuan itu dibahas cara menolong Libya dalam masa transisi, setelah empat dekade di bawah rezim Muammar Qadhafi dan enam bulan dilanda perang saudara.
Menurut Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski, Perserikatan Bangsa-Bangsa diminta berperan sebagai pemimpin untuk membantu demiliterisasi Libya dan memastikan keamanan setelah konflik berakhir. "Cara Uni Eropa akan membantu Libya pertama-tama itu bergantung pada keinginan penguasa Libya," ujarnya.
Sikorski melanjutkan Uni Eropa telah mendapat kepercayaan dari para penguasa baru Libya. Kepercayaan itu, ujarnya, akan digunakan untuk mendukung transformasi damai menuju demokrasi di Libya.
Sebelumnya dalam pertemuan 60 negara yang membahas masa depan Libya setelah larinya Muammar Qadhafi, di Paris, Prancis, dua hari lalu, dibahas soal rekonstruksi dan bantuan dana bagi Libya. Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menjelaskan dana US$ 15 miliar akan dicairkan dari aset Libya yang dulu dibekukan.
Dari persembunyiannya Qadhafi menuding dunia internasional berusaha menguasai Libya untuk kepentingan minyak dan sumber daya alam lainnya. Atas dasar itu Qadhafi bersumpah akan melakukan perang gerilya. "Kami tidak akan menyerah. Kami bukan perempuan dan kami akan tetap akan berperang," ujar Qadhafi dalam pesan audionya.
Ia juga meminta Pakta Pertahanan Atlantik Utara dan PBB menghentikan intervensinya terhadap Libya.
l REUTERS | BBC | AL-JAZEERA | MARIA RITA