TEMPO Interaktif, Paris - Sedikitnya 60 pemimpin negara berkumpul bersama perwakilan pemberontak Libya yang tergabung dalam Dewan Transisi Nasional (NTC) di Paris, Prancis, Kamis, 1 September 2011 untuk membahas pemetaan kembali pembangunan Libya. Pertemuan ini digelar setelah Muammar Qadhafi dan keluarganya terusir dari negara itu pada awal pekan ini.
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Perdana Menteri Inggris David Cameron menjadi tuan rumah dalam pertemuan yang bertajuk "Friends of Libya Conference" tersebut.
Pertemuan selama 3 jam ini fokus membahas rekonstruksi politik dan ekonomi, dengan kecemasan dari kekuatan Barat untuk terhindar dari kekeliruan yang dibuat pascaperang Irak.
Ketua NTC Mustafa Abdul Jalil akan mengawali pembicaraan mengenai ringkasan peta perencanaan dewan, termasuk mengenai konstitusi baru, pemilihan yang berlangsung dalam 18 bulan, dan upaya mencegah aksi balas dendam.
Dalam pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton akan hadir bersama sejumlah pemimpin negara Eropa dan Afrika serta pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Rusia dan Cina, yang selama ini menjadi oposisi terhadap intervensi NATO di Libya, juga dilaporkan akan menghadiri pertemuan tersebut. Kemarin Rusia secara resmi mengakui NTC sebagai pemerintahan baru di Libya. Sebelumnya, Filipina menyatakan pengakuannya terhadap NTC.
Sedangkan dua anak Qadhafi berseberangan pendapat untuk mengakhiri konflik berdarah di Libya. Saif al-Islam bersumpah untuk melanjutkan perlawanan, sedangkan saudaranya, Saadi Qadhafi, akan bernegosiasi untuk mengakhiri pertumpahan darah di negara kaya minyak itu.
AL JAZEERA I WASHINGTON POST I MARIA RITA