TEMPO Interaktif, Tripoli - Dewan Pemberontak Libya (National Transitional Council), yang sedang memantapkan posisinya sebagai pemerintahan baru Libya, menuduh pemerintah Aljazair sebagai pencipta kerenggangan hubungan diplomatik Libya dan Aljazair. Mereka memperingatkan semua pihak tidak melindungi Qadhafi dan anak-anaknya. “Kami akan mengejar, menemukan, dan mengadili mereka,” kata juru bicara NTC, Mahmoud Shamman, kepada Reuters.
Pemerintah Aljazair membuat marah pemimpin kelompok pemberontak Lybia karena menerima keluarga Qadhafi. “Kami menganggap ini tindakan agresi,” kata Mahmoud. Ia menyatakan bahwa usaha penangkapan keluarga Qadhafi untuk mengurangi perlawanan pro-Qadhafi. Kementerian Luar Negeri Aljazair mengakui Shafiyyah, istri Qhadafi, dan putrinya, Aisyah, serta anaknya, Hannibal dan Muhammad, telah memasuki Aljazair pada Senin pagi.
Mahmoud menyatakan kelompoknya mendengar bahwa pemerintah Aljazair melindungi keluarga Qadhafi hingga dapat melarikan diri ke negara lain. "Mereka mencoba untuk pergi ke negara lain, mungkin negara Eropa Timur." Mustafa Abdel Jalil, Ketua Dewan Pemberontak, meminta pemerintah Aljazair menyerahkan keluarga Qadhafi dan orang-orang yang diburu Dewan. Pemerintah Aljazair tak mengakui Dewan sebagai otoritas Libya yang sah.
Untuk menangkap Qadhafi, Jalil meminta Pakta Atlantik Utara (NATO) mendukung pemberontak dengan serangan udara. Pesawat-pesawat tempur NATO menyerang sasaran di dekat Sirte, di Pantai Mediterania, beberapa hari terakhir. Keberadaan Qadhafi hingga kini masih tak diketahui.
REUTERS | FRANSISCO ROSARIANS