TEMPO Interaktif, Tripoli - Walau dikenal anti terhadap Amerika Serikat, pemimpin Libya Muammar Qadhafi ternyata memendam rasa cinta terhadap mantan Menteri Luar Negeri Amerika Condoleezza Rice. Setidaknya itu terlihat dalam koleksi albumnya yang ditemukan para pemberontak, Kamis, 25 Agustus 2011, di kompleks kediaman Qadhafi di bab al-Aziziyah, pusat Ibu Kota Tripoli.
Album itu penuh dengan foto perempuan lajang berkulit gelap itu dalam pelbagai pose dan kesempatan. Rice menjabat menteri luar negeri di era pemerintahan Presiden George Walker Bush.
Qadhafi pernah mengungkapkan rasa cinta dan kagumnya terhadap Rice dalam sebuah wawancara khusus dengan stasiun televisi berita berbahasa Arab, Aljazeera, pada 2007. Ia mengaku sangat kagum dan bangga terhadap cara Rice memerintah para pemimpin Arab.
“Leezza, Leezza, Leezza… Saya sangat mencintai dia. Saya mengagumi dan bangga terhadap dia karena ia perempuan kulit hitam asli Afrika,” kata Qadhafi saat itu.
Setahun kemudian, Qadhafi bertemu pujaan hatinya itu saat Rice berkunjung ke Tripoli. Sebuah langkah menuju perbaikan hubungan antara kedua negara. Keduanya pun menikmati buka puasa bersama karena lawatan itu berlangsung di bulan Ramadan. Sekali lagi, ia memanggil Rice dengan sebutan Leezza ketimbang Condi yang merupakan sapaan akrabnya.
Rice tidak pulang dengan tangan hampa. Untuk menunjukkan perasaannya, Qadhafi menghadiahi Rice sebuah cincin berlian, alat musik kecapi, dan sebuah tempat menyimpan anting berukir dan buku The Green Book yang berisi manifesto politik Qadhafi. Ia menjelaskan sosial sebuah masyarakat demokratis baru dalam bukunya itu. Semua hadiah itu bernilai Rp 1,8 miliar.
DAILY MAIL | FAISAL ASSEGAF