TEMPO Interaktif, Tokyo - PM Jepang Naoto Kan menyatakan mengundurkan diri. Ia digantikan oleh bekas Menteri Luar Negeri Seiji Maehara. Demikian kabar yang disampaikan oleh media setempat, Jumat, 26 Agustus 2011.
Pengunduran diri Naoto Kan bukan tanpa alasan. Setelah Negeri Sakura itu dihantam gempa disusul tsunami Maret lalu, perekonomiannya terus memburuk. Bahkan, banyak perusahaan, terutama otomotif, sempat semaput karena pusat industri mereka banyak yang dilalap air laut.
Tak hanya itu, radiasi nuklir juga menjadi faktor utama memburuknya ekonomi Jepang. Belum termasuk penyediaan energi listrik di sana yang sangat kurang karena sejumlah pembangkit listrik bertenaga nuklir hancur terimbas gempa.
Faktor inilah yang menjadi sumbu Naoto Kan untuk tak lama-lama bertahan di pucuk pimpinan. Faktor lain adalah tekanan Parlemen begitu kuat karena ekonomi Jepang terus merosot dan pengangguran terjadi di mana-mana.
Siapapun pengganti bos Partai Demokratik Jepang (DPJ) itu akan langsung berhadapan dengan tantangan ekonomi. Oleh sebab itu, banyak warga Jepang meragukan kemampuan pengganti Naoto Kan sanggup mengerek kondisi ekonomi yang terpuruk.
"Kami sebenarnya tidak percaya dengan Maehara," tulis media setempat mengutip keterangan seorang sumber.
Maehara, yang berjanji fokus pada kebijakaan ekonomi dan menaikkan pertumbuhan serta mengurangi deflasi, sesungguhnya lebih populer dibandingkan dengan 7 calon pengganti Kan dalam pemungtuan suara. Namun, hanya anggota Parelemen dari kubu DJP yang bisa menetapkan siapa yang duduk di kursi PM pada pemungutan yang akan digelar pada 29 Agustus 2011 mendatang.
REUTERS | CA