TEMPO Interaktif, London - Syaiful Islam Qadhafi, putra kedua pemimpin Libya Muammar Qadhafi, dikenal akrab dengan Inggris lantaran ia pernah kuliah di sana. Ia memperoleh gelar master dan PhD di London School of Economics (LSE) saat belajar pada 2003-2008.
Namun, muncul banyak klaim tesisnya merupakan hasil jiplakan. Tuduhan itu kini sedang diselidiki. Telerpas dari pelbagai kontroversi Syaiful Islam di sana, dia amat royal memberikan sumbangan bagi almamaternya itu. Setahun setelah meninggalkan LSE, ia mendonasikan Rp 21 miliar.
Kampus ini tahun lalu dikritik karena melatih para calon pemimpin Libya. Kontrak pelatihan itu diteken pada 2007 dengan Dewan Pembangunan Ekonomi Libya. Nilai kontrak pelatihan buat pegawai negeri dan profesional dari Libya itu senilai Rp 31 miliar. LSE juga sudah memperoleh Rp 4 miliar untuk program beasiswa bagi pelajar Libya.
Syaiful Islam kini di tangan pemberontak setelah ditangkap bersama Saadi di sebuah vila di sebelah barat ibu kota Tripoli, Libya. Ia terancam bakal diadili di Mahkamah Kejahatan Internasional dengan tuduhan melakukan kejahatan kemanusiaan.
DAILY MAIL/FAISAL ASSEGAF