TEMPO Interaktif, Johannesburg - Afrika Selatan dengan tegas menyatakan menolak kehadiran Muammar Qadhafi jika pemimpin Libya itu mengajukan permohonan suaka.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Maite Nkoana-Mashabane, Senin, 22 Agustus 2011, menyusul daftar nama negara-negara di Afrika dan Arab yang akan menjadi tujuan pelarian Kolonel Muammar Qadhafi dan kroninya. Kini, para pemberontak sudah hampir 100 persen menguasai ibu kota Tripoli.
Sebelumnya tersiar kabar, Muammar Qadhafi akan memilih Afrika Selatan sebagai negara tujuan untuk meminta suaka jika dia terjungkal dari kekuasaan yang digenggamnya sejak 41 tahun silam. Selain itu, sejumlah negara telah siap menampungnya, antara lain Guiena, Ekuador, Angola, Burkina Faso, dan Zimbabwe.
Dalam keterangannya kepada wartawan di Johannesburg, Nkoana-Mashabane juga menjelaskan bahwa Afrika Selatan menolak mengirimkan pesawat terbang militer ke Libya guna menjemput Qadhafi.
"Haruskah kami berspekulasi jika beliau akan mengajukan suaka di Afrika Selatan? Kami tidak akan berspekulasi sebab kami tahu beliau tidak akan kemari," ujarnya kepada wartawan.
Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma telah mempelopori sebuah upaya mediasi yang dilakukan Uni Afrika. Namun demikian, kunjungannya ke Libya beberapa waktu lalu tidak menghasilkan apa-apa. Zuma mengiritik serangan udara NATO ke Libya karena resolusi yang dikeluarkan oleh PBB disalahgunakan untuk intervensi.
Saat ini, Afrika Selatan tidak akan mengakui sebuah pemerintahan para pemberontak. "Sampai sejauh ini kami masih mengakui pemerintahan yang ada. Jika pemerintahan jatuh, itu artinya di sana tidak ada pemerintahan," kata Nkoana-Mashabane.
Pada kesempatan itu, dia membantah adanya isu bahwa Afrika Selatan akan mengirimkan pesawat militer ke Libya. "Pemerintah Afrika Selatan membantah adanya rumor yang menyebutkan negeri ini mengirimkan pesawat guna menjemput seseorang untuk dibawa ke Afrika Selatan."
REUTERS | CA