TEMPO Interaktif, Wartawan Al Jazeera, Samer Allawi, ditahan Israel saat melakukan tugas jurnalistik di daerah pendudukan di Tepi Barat sejak 10 Agustus 2011.
Kepala Biro pemberitaan Al Jazeera berbahasa Arab di Kabul ini dibawa paksa oleh militer Israel sebelum dia diajukan ke pengadilan karena dituduh mencoba menyeberang perbatasan Yordania dengan daerah jajahan Tepi Barat.
Masa penahanannya, jelas otoritas Israel, akan diperpanjang hingga 7 hari ke depan bersama salah seorang anggota Hamas. Allawi diciduk pada 10 Agustus 2011 dan dilepaskan 3 hari kemudian untuk berlibur di rumahnya di Kota Sabastia, dekat Nablus.
Namun, pihak keamanan Israel mengatakan kepada keluarga Allawi bahwa dia akan ditahan kembali selama 4 hari untuk dimintai keterangan sehubungan dengan "masalah keamanan."
Salim Waqim, pengacara Allawi, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kliennya diintrograsi seputar masalah pekerjaan dan tugas-tugasnya sebagai Kepala Biro Al Jazzera di Kabul, soal keuangan, hubungan dengan koleganya, teman-teman, keluarga, dan handai taulan.
"Otoritas Israel meminta login komputer Allawi selama dia diintrograsi atas tuduhan menjadi anggota Hamas dan telah berhubungan dengan pemimpin sayap militer Hamas," jelas Waqim. Majed Khadr, manajer Al Jazzera, mengatakan Allawi dituduh mengirimkan sejumlah uang dari Afganistan ke daerah pendudukan.
Penahanan Allawi mendapatkan kecaman dari kelompok hak asasi dan kebebasan. Mereka meminta Israel segera membebaskannya. Mohammed Abdel Dayam dari Middle East and North Africa mengatakan, "Israel harus menjelaskan mengapa melanjutkan penahahan terhadap Samer Allawi."
AL JAZEERA | CA