TEMPO Interaktif, Kairo - Pimpinan Liga Arab Nabil Elaraby mengatakan organisasi negara-negara Arab yang dipimpinya akan membujuk Suriah secara perlahan-lahan agar menghentikan kekerasa terhadap rakyatnya.
Keterangan itu disampaikan menyusul kekerasan berdarah beberapa pekan ini sejak demonstrasi yang telah berlangsung selama lima bulan menuntut Presiden Bashar al-Asad mundur.
Pernyataan Liga Arab terhadap insiden di Suriah ini seperti bertolak belakang dengan sikap Liga yang mendukung pelarangan terbang terhadap Libya. Sementara Arab Saudi bersikap lebih tegas. Selain mengritik pemerintah Assad, negeri itu telah menarik duta besarnya dari Damaskus.
Assad hingga saat itu terus meningkatkan kekuatan militernya ke jantung kota berpenduduk Suni untuk menggempur demonstrasi dengan kendaraan tank dan senjata berat.
"Jangan berharap ada langkah drastis di sana, namun perlu langkah perlahan-lahan untuk memecahkan konflik," kata Elaraby kepada wartawan menjawab pertanyaan tentang langkah konkret Liga terhadap Suriah, Senin, 8 Agustus 2001.
"Apa yang sedang terjadi di Suriah mengkhawatirkan Liga dan dunia. Dialog dan mengakhiri kekerasan adalah bagian dari opsi. Mengatasi unjuk rasa dan menyerukan perubahan tak berkait dengan kekerasan. Liga Arab berharap ada kedamaian dan ada respons positif dari Suriah atas pernyataan Liga Arab," ujarnya.
REUTERS | CA