TEMPO Interaktif, London - Setelah mengusir semua diplomat Muammar Qadhafi kemarin, Inggris hari ini, Kamis, 28 Juli 2011 menawarkan pemberontak Libya untuk mengambil alih kantor kedutaan Libya yang kosong di London. “Perdana Menteri dan saya memutuskan bahwa Inggris mengakui dan akan bersepakat dengan Dewan Transisi Nasional sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah di Libya,” kata Menteri Luar Negeri Inggris William Hague.
Hal yang sama juga tampaknya akan dilakukan Amerika Serikat. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Mark Toner mengatakan negaranya tengah meninjau permintaan pemberontak Libya untuk membuka kedutaan di Washington. “Mereka sudah mengirim permintaan resmi untuk membuka kedutaan,” kata Toner.
Keputusan Inggris dikecam oleh Wakil Menteri Luar Negeri Libya Khaled Kaaim. Dia mengatakan keputusan Inggris itu sangat tidak bertanggung jawab dan tidak sah menurut undang-undang Inggris maupun internasional. "Kami mempertimbangkan ini sebagai tindakan tidak bertanggung jawab dan melanggar hukum Inggris maupun internasional," kata Kaaim. Dia menambahkan, pemerintahan Qadhafi akan merespons dengan membawa masalah ini ke pengadilan Inggris dan internasional.
ASIAONE | SUNARIAH