TEMPO Interaktif, New York - Sidang kasus perkosaan yang melibatkan bekas pemimpin IMF, Dominique Strauss-Kahn, terhadap seorang pelayan hotel di New York ditunda hingga 23 Agustus. Hal itu disampaikan oleh pengacara Strauss-Kahn, Selasa, 23 Juli 2011.
Penundaan ini merupakan kedua kalinya. "Kami sepakat dengan penundaan ini sebelum Hakim Obus membuka persidangan antara 1 hingga 23 Agustus," kata pengacara Strauss-Kahn, Benjamin Brafman dan William Taylor, dalam sebuah pernyataan.
"Kami bisa mengerti Jaksa Distrik masih melanjutkan penyelidikan. Kami harap pada 23 Agustus dia sampai pada kesimpulan untuk tidak melanjutkan tuntutan," tambahnya.
Juru bicara Kejaksaan, Erin Dugaan, membenarkan kabar adanya tindakan pengadilan untuk menunda persidangan karena "kami perlu melakukan penyelidikan mendalam tentang kasus kriminal ini."
Strauss-Kahn, sebelum didera kasus perkosaan telah mencalonkan diri menjadi Presiden Prancis, menolak segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Bahkan, pengadilan di New York yang sempat memvonis hukuman rumah kepada bekas petinggi lembaga keuangan dunia ini membebaskan segala tuduhan tersebut karena pelayan hotel yang mengaku diperkosa dianggap berbohong.
Pria berusia 62 tahun ini ditahan pada 14 Mei lalu oleh pengadilan New York menyusul pengaduan Nafissatou Diallo, seorang pelayan di Sofitel Hotel asal Guinea, atas tuduhan percobaan perkosaan.
Selama beberapa pekan ini, sejumlah spekulasi muncul bahwa jaksa membatalkan tuntutan terhadap Strauss-Kahn karena kredibilitas perempuan 32 tahun itu diragukan. Namun demikian, setelah selama dua bulan tak bersuara, tiba-tiba Diallo bersedia bicara blak-blakan dalam sebuah wawancara dengan Newsweek dan ABC seputar kejadian yang menimpa dirinya.
Dia katakan kepada Newsweek, suatu saat ketika dia masuk ke kamar mewah itu, Strauss-Kahn dalam kondisi telanjang bulat keluar dari kamar mandi. Selanjutnya Staruss-Kahn menggerayangi payudara dan memaksa melakukan oral seks.
"Aku minta dia diperam dalam penjara," ujar Diallo kepada ABC News seraya menambahkan, pria itu berlaku seperti "orang gila."
REUTERS | CA