TEMPO Interaktif, Luanda:Terletak di Afrika Tengah bagian selatan, Luanda dinobatkan sebagai kota termahal di dunia bagi kaum ekspatriat. Ibu kota Angola itu berhasil mengalahkan Tokyo, yang berada di peringkat kedua, dan Kota N'Djamena, ibu kota Chadian, sebuah negara di Afrika, di posisi ketiga.
Peringkat ini dibuat berdasarkan hasil survei yang digelar kelompok Mercer. Menurut survei Cost of Living, yang hasilnya diumumkan pada Selasa pekan lalu, posisi keempat diisi oleh Moskow, ibu kota Rusia, dan kelima Jenewa di Swiss. Berikutnya posisi keenam diisi Osaka di Jepang, menyusul Zurich di Swiss, Singapura, Hong Kong, dan urutan ke-10 ditempati Kota Sao Paulo di Brasil.
Urutan ini tak jauh berbeda dengan hasil jajak pendapat setahun lalu. Hanya, pada survei 2010, posisi ketujuh diisi Libreville di Gabon dan Singapura tak masuk urutan 10 besar. Survei tahun ini sekaligus menahbiskan Tokyo sebagai kota termahal di Asia, yang kemudian disusul Osaka, Singapura, dan Hong Kong.
"Sebagian besar kota-kota di Asia bergerak ke peringkat atas karena kemampuan akomodasi ekspatriat terbatas dan kebutuhan yang meningkat," kata peneliti senior Mercer, Nathalie Constantin-Metral.
Adapun Luanda bertahan sebagai kota termahal kedua kalinya karena tingginya ketergantungan terhadap barang-barang impor, sehingga menyebabkan harga yang sudah mahal terus meroket. Pekerja asing yang menyerbu negara kaya minyak itu hanya mengandalkan barang impor, karena produk dalam negeri di negara yang dilanda perang sipil 27 tahun itu kalah bersaing dengan tetangganya.
Berbeda dengan Asia, dalam survei tahun ini sebagian besar kota di Eropa bergerak ke peringkat bawah. Misalnya Paris. Ibu kota Prancis ini semula bertengger di posisi ke-10, tapi turun drastis ke peringkat ke-27. Begitu juga London, yang turun ke posisi ke-18; Amsterdam dari posisi ke-35 menjadi ke-50; dan Roma dari posisi ke-26 menjadi ke-34. Kota-kota di Jerman bahkan tidak masuk daftar 50 kota termahal di dunia. Sedangkan New York menempati posisi ke-32 dan menjadi kota metropolitan termahal di Amerika Serikat.
Menurut Nathalie, pergeseran ke peringkat bawah ini terkait dengan melemahnya euro terhadap dolar Amerika serikat selama setahun terakhir. Karena itu, kota-kota seperti Paris, Milan, Frankfurt, dan Amsterdam menjadi jauh lebih murah bagi siapa saja yang bepergian ke Eropa dari Amerika Serikat.
"Secara umum, ini karena semua kota dibandingkan dengan New York dan kenaikan harga di sana yang lebih signifikan dibanding kota-kota di Eropa," ujar Nathalie.
CITYMAYORS | PLUSHASIA |STRAITS TIMES | BBC | SUNARIAH