TEMPO Interaktif, Dhaka - Sedikitnya 44 murid sekolah dasar tewas dan puluhan lainnya cedera akibat truk yang mereka tumpangi tergelincir di jalan raya dan masuk ke sungai di Distrik Chittagong, 250 kilometer Dhaka, Senin, 11 Juli 2011.
Para korban kecelakaan, menurut polisi, merupakan anak-anak berusia 10-13 tahun dari Desa Mirsarai, Chittagong. Kecelakaan terjadi saat mereka kembali ke desanya usai mengikuti turnamen sepak bola.
"Kami benarkan sejauh ini korban tewas 44 anak. Kemungkinan korbannya akan bertambah," kata Faiz Ahmed, Deputi Komisioner Chittagong, kepada CNN.
Faiz Ahmed yang juga kepala admistratif distrik mengatakan truk terbuka yang mereka tumpangi itu membawa sekitar 70 murid Sekolah Dasar Abu Tarab dan Anjuman Nessa.
Kepala Kepolisian Mirsarai, Iftikher Hasan, mengatakan mereka mengerahkan para penyelam dari Angkatan Laut Bangladesh dan pemadam kebakaran, serta pertahanan sipil untuk mencari korban lainnya yang tenggelam dalam sungai. Hingga masa pencarian Senin petang, mereka menemukan 27 mayat dan lima di antaranya meninggal di Rumah Sakit Akademi Kedokteran Chittagong.
Sementara itu, warga desa yang turut dalam pencarian menemukan 12 mayat lainnya yang tenggelam dalam sungai. Sedikitnya 15 murid dilarikan ke rumah sakit karena mengalami cedera serius.
Sebelum kejadian, jelas saksi mata, murid-murid Sekolah Dasar Abu Tarab bernyanyi dan menari-nari di atas bak truk untuk merayakan kemenangan dua gol atas lawannya.
"Belum pernah terjadi di desa ini sebuah kecelakaan yang merenggut begitu banyak korban. Anda dapat mendengar teriakan dari hampir setiap rumah di sini," ujar seorang jurnalis di Chittagong kepada CNN.
Presiden Bangladesh Zillur Rahman dan Perdana Menteri Sheikh Hasina turut berduka dalam insiden tersebut. Kecelakaan lalu lintas di Bangladesh memang kerap terjadi. Diperkirakan 12 ribu nyawa tercabut setiap tahun akibat kecelakaan lalu lintas. Hampir semuanya disebabkan oleh sopir sembrono dan tak layak mengendarai kendaraan, kondisi jalan jelek, dan kendaraan berusia tua.
CNN | CA