TEMPO Interaktif, Kampala - Sebuah tim peringatan ranjau darat di Uganda langsung berkeringat karena cemas dengan ranjau yang belum meledak. Malangnya lagi, ranjau itu dipakai sebagai lonceng sekolah.
Seperti dilansir harian lokal Daily Monitor, Rabu, 6 Juli 2011, tim organisasi Jaringan Anti Ranjau Darat sempat menahan napas melihat guru memukul bom itu dengan batu untuk memanggil anak-anak masuk kelas dalam sebuah sekolah anak di sebuah daerah pedesaan, belasan kilometer dari ibu kota Kampala.
Baca Juga:
“Kepalanya masih aktif, yang berarti bahwa jika dipukuli oleh kekuatan yang lebih kuat, bakal langsung meledak dan menyebabkan kerusakan tak terkira di area itu,” tutur Wilson Bwambale, Koordinator Organisasi kepada koran tersebut, kemarin. Bwambale mengatakan mereka akan meledakkan ranjau itu di sebuah area tertutup.
Militer Uganda telah berperang mengatasi dua pemberontakan dalam dua dekade lalu dan ranjau-ranjau atau bom masih berserakan di bekas daerah pertempuran di segenap negeri. Ini adalah bom kedua yang ditemukan Jaringan Anti Ranjau Darat di sebuah sekolah dalam enam bulan terakhir.
Sebelumnya, sebuah ranjau juga sempat dipakai sebagai mainan oleh anak-anak saat makan siang dan ditempatkan di sebuah ruang penyimpanan kala mereka belajar.
Baca Juga:
REUTERS | DWI ARJANTO