TEMPO Interaktif, Manila - Seorang pejabat tinggi, apalagi di jajaran pimpinan, memiliki mobil pribadi anyar nan 'wah' adalah kebanggaan. Tapi lain cerita bila mobil kebanggaan itu menjadi sasaran kritik. Inilah yang terjadi di Filipina.
Presiden Filipina Benigno Aquino, Selasa, 5 Juni 2011, mengatakan bahwa dia telah menjual sebuah mobil pribadi Porsche bekas yang dibelinya tahun lalu. Menurut dia, mobil itu telah menjadi magnet buat para pengkritik. Aquino juga yakin, gara-gara kritik itulah popularitasnya sebagai presiden jeblok.
Dalam sebuah jajak pendapat awal tahun ini ditemukan bahwa hampir separuh dari 1.200 responden warga Filipina berpikir bahwa keputusan Presiden Aquino membeli sebuah mobil sport mewah--meskipun bekas dan dari kantong sendiri--telah menjadi sumber syak wasangka di negeri di mana harga-harga kebutuhan pokok dan bahan bakar melambung.
“Itu bukan lagi milikku,” ujar Aquino dalam sebuah konferensi pers di Manila. Mobil bekas itu telah terjual sekitar 4,5 juta peso atau US$ 104 ribu (sekitar Rp 950 juta). Harga itu sama persis dengan yang dibayar saat membelinya pada Natal tahun lalu.
Aquino menekankan bahwa dia memutuskan menjual mobil pribadi itu karena “risiko tidak perlu”, tak hanya terhadap keamanan pribadi, tapi juga kepada personel keamanan yang ditugaskan mengawalnya. “Saya bakal disorot. Itu suatu iklan bahwa saya di dalamnya dan saya bakal berisiko,” ujarnya. “Biarkan orang lain menikmatinya.”
Bagaimana dengan di Indonesia?
REUTERS | DWI A