TEMPO Interaktif, New York - Mantan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Dominique Strauss-Kahn dibebaskan dari tahanan rumah. Pelayan hotel yang diduga menjadi korban kekerasan seksualnya kemungkinan berbohong dalam kasus yang melibatkan Dominique.
Seperti dikutip dari Telegraph, Jumat 1 Juli 2011, pelayan hotel itu sebelumnya terbukti berbohong dalam kasus pengajuan suaka ke Amerika Serikat pada 2004, pajak penghasilannya, dan juga pernah berbohong pernah diperkosa. Selain itu, pelayan hotel yang tak pernah disebut namanya itu juga ketahuan berbicara di telepon dengan seseorang yang pernah ditahan karena kepemilikan ganja, tentang kemungkinan mendapatkan keuntungan dengan menuntut Dominique. Ia juga memiliki uang deposito misterius senilai Rp 854 juta.
Pelayan itu mengaku masih sempat membersihkan kamar lain di Hotel Sofitel, Manhattan, sebelum melaporkan kejadian kekerasan seksual yang dialaminya kepada atasannya. Pengakuan pelayan itu dilaporkan dalam pengadilan pada Jumat kemarin, 1 Juli 2011.
"Kami yakin sejak awal kasus ini tidak seperti apa yang terlihat," kata Benjamin Brafman, pengacara Dominique. Dengan laporan tersebut, Dominique yang menjalani tahanan rumah dengan penjagaan ketat di Manhattan, termasuk diharuskan memakai gelang elektronik pelacak, kini telah dibebaskan. Uang jaminan Rp 8,5 miliar dan Rp 42,7 miliar obligasi dikembalikan.
Dominique dituntut melakukan kekerasan seksual kepada seorang pelayan di Hotel Sofitel, Manhattan. Ia sempat ditahan di penjara sebelum membayar uang jaminan agar bisa menjadi tahanan rumah. Dominique yang merupakan kandidat calon Presiden Perancis itu juga terpaksa mundur dari jabatannya di IMF.
Meski telah dibebaskan dari tahanan rumah, kasus kekerasan seksual ini masih terus berjalan. "Tentu saja kasus ini belum selesai," kata hakim. Dominique diminta kembali menghadiri persidangan pada 18 Juli mendatang.
Sementara itu, pengacara pelayan, Kenneth Thompson, menyatakan meski pelayan melakukan kesalahan aplikasi suaka, ia tetap korban pemerkosaan dan korban mutilasi kelamin di Afrika. Dan bahwa ia masih bekerja setelah menjadi korban kekerasan Dominique, itu karena ia tidak ingin kehilangan pekerjaannya.
Pelayan juga telah menjelaskan beberapa kali kepada jaksa dan kepadanya bahwa ia tidak pernah mengubah tuntutannya. Kenneth juga mengklaim jaksa memiliki foto selangkangan pelayan yang memar akibat serangan Dominique.
Dominique juga menyakiti pundak pelayan, merobek stokingnya. Dan setelah selesai dipaksa melayani Dominique, ia meludahkan sperma di dalam kamar hotel. "Perempuan ini memang melakukan sejumlah kesalahan, tapi bukan artinya ia bukan korban pemerkosaan," kata Kenneth.
AQIDA SWAMURTI