TEMPO Interaktif, Bangkok - Istana Kerajaan Thailand terancam sehubungan belum adanya keputusan menunjuk pewaris tahta menggantikan Raja Bhumibol Adulyadej, 83 tahun.
Sementara persaingan politik antara pendukung pemerintah, Partai Demokrat dan anti pemerintah, Partai Phue Thai semakin memanas menjelang pemilihan umum 3 Juli mendatang. Phue Thai yang dibidani oleh bekas perdana menteri terguling Thaksin Shinawatra diperkirakan akan memenangkan pemilu.
Kesulitan istana Chitralada untuk menentukan pewaris tahta terungkap dalam dokumen diplomatik berkop rahasia yang kemarin bocor ke media asing. Thailand melarang medianya mengungkap isu tentang kerajaan.
Dokumen itu menjelaskan, sejak kondisi kesehatan raja yang terus menurun tiga tahun terakhir memunculkan spekulasi tentang siapa yang paling pantas sebagai pewaris tahta. Usia uzur dan penyakit parah Raja Bhumibol membuat pengaruh Ratu Sirikit semakin dominan.
Dukungan raja dan ratu terhadap kelompok kaus kuning secara jelas ditunjukkan. Ratu Sirikit memutuskan menghadiri pemakaman korban kerusuhan aksi demo kelompok kaus kuning pada Oktober 2008.
Persoalan kini adalah pasangan ini belum juga memutuskan siapa pewaris tahta dari empat anaknya. Meski Raja Bhumibol diam-diam mendukung putrinya Maha Chakri Sirindohorn karena kepeduliannya pada rakyat Thailand dibandingkan tiga saudaranya yang lain.
“Saya memiliki empat anak. Namun dia satu-satunya yang duduk bersama rakyat. Dia tidak menikah namun dia memiliki jutaan anak-anak,” kata Raja Bhumibol kepada Duta Besar Ralph Boyce pada 2005 lalu. Rakyat Thailand juga lebih mendukung Sirindohorn dibandingkan yang lainnya.
Putera Mahkota, Maha Vajiranlongkorn justru menunjukkan sikap tak pantas sebagai pemimpin. Ratu Sirikit dalam satu pertemuan tahun 1981 di Amerika Serikat mengatakan bahwa putranya itu seorang Don Juan. Malah ia diduga dekat dengan Thaksin.
Dokumen ini kemudian menyarankan Kerajaan untuk meraih pengaruh rakyatnya sebelum pemilu digelar untuk menghindari kerusuhan melanda Thailand.
Dalam aksi demo di persimpangan Ratchprasong, Bangkok kemarin, kandidat perdana menteri dari Partai Demokrat, Abhisit Vejjajiva menyatakan akan mengungkap pelaku pembunuhan 92 demonstran pro Thaksin dalam kerusuhan pada April-Mei tahun lalu. “Kami bicara tentang kebenaran yang beberapa diantaranya belum pernah dibuka sebelumnya,” kata Abhisit.
THE INDEPENDENT I BANGKOK POST I MARIA RITA