TEMPO Interaktif, London - Amal al-Sadah, istri keenam sekaligus termuda dari pendiri jaringan Al-Qaidah, Usamah bin Ladin, diyakini tidak akan menikah lagi. Keyakinan ini disampaikan oleh sepupu Amal, Walid al-Sadah, dalam wawancara khusus dengan dua surat kabar berbahasa Arab terbitan London, Inggris, Al Hayat dan Sabq.
Amal bersama putrinya, Safiyah, saat ini berada dalam tahanan aparat keamanan Pakistan. Ia ditangkap setelah pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat, SEAL, membunuh bin Ladin, 57 tahun, dalam sebuah operasi di rumah persembunyian di Kota Abbottabad, Pakistan, 1 Mei lalu. Bin Ladin terbunuh dengan dua luka tembak: di dada dan atas mata kiri, sedangkan Amal mendapat luka di kaki.
Baca Juga:
Menurut Walid, sepupunya itu akan menjalani hidup normal di rumah orang tuanya di Yaman. “Saya yakin ia tidak akan menikah lagi, Saya kira ia tidak akan menerima lamaran siapa saja, bahkan jika pelamar itu Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh,” katanya.
Bin Ladin menikahi Amal pada 1999. Ketika, lelaki yang juga berdarah Yaman ini berusia 45 tahun, Amal masih 17 tahun. Beberapa hari setelah serangan 11 September 2001, yaitu ketika Bin Ladin dituduh sebagai otaknya, pasangan itu dikaruniai seorang putri bernama Safiyah.
Nama ini merujuk pada seorang perempuan yang membunuh warga Yahudi di zaman Nabi Muhammad. Bin Ladin berharap Safiyah kelak akan berjuang menumpas musuh-musuh Islam.
Pihak keluarga masih berupaya memulangkan Amal dan putrinya dari Pakistan. Entah sampai kapan Amal bisa bertahan menjanda sebab ia pernah merasakan betapa perkasanya Bin Ladin di atas ranjang meski harus ditopang oleh Viagra.
EMIRATES 247 | FAISAL ASSEGAF