TEMPO Interaktif, Jakarta -JENEWA -Mayoritas delegasi Konferensi Internasional memperingati 100 tahun Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization-ILO) akhirnya menyetujui peningkatan standar bagi pekerja domestik (pekerja rumah tangga atau PRT) dari pekerja informal menjadi pekerja formal.
Kesepakatan ini dituangkan dalam Konvensi Pekerja Domestik (Convention on Domestic Workers) yang disetujui oleh 396 suara, 16 menolak, dan 63 tidak memberikan pendapat. “Ini sebuah terobosan besar,” kata Direktur Jenderal ILO, Juan Somavia dalam pernyataan pers ILO hari ini (16/6) . “Sejarah telah dibuat.”
Standar baru ILO ini menyatakan pekerja domestik di seluruh dunia harus memiliki hak-hak dasar yang sederajat dengan pekerja lainnya. Mereka berhak mendapatkan jam kerja yang layak, berhak libur sekali seminggu sedikitnya 24 jam, pembayaran upah, memperoleh informasi yang jelas tentang kondisi dan syarat-syarat kerja, dan menghormati prinsip-prinsip dasar dan hak-hak pekerja termasuk kebebasan untuk berorganisasi dan melakukan perundingan bersama.
Baru-baru ini ILO melakukan survei national dan sensu di 117 negara. Dari survei ini diketahui sedikitnya ada 53 juta pekerja domestik. Namun, sejumlah ahli menyebutkan angka lebih tinggi yakni sekitar 100 juta pekerja domestik di seluruh dunia. Perbedaan jumlah ini terjadi karena banyak pekerja domestik disembunyikan dan tidak terdaftar secara resmi.
Di negara-negara berkembang, persentase pekerja domestik berkisar 4-12 persen dari jumlah tenaga kerja. Sekitar 83 persen pekerja domestik adalah perempuan dan anak-anak remaja perempuan dan banyak diantara mereka sebagai pekerja domestik di luar negeri.
Direktur Eksekutif Badan Dunia untuk Perempuan, Michelle Bachelet menyatakan kepada Komite Konferensi ILO, perlakuan tidak selayaknya kepada pekerja domestik tidak dapat lagi ditolerir.
Setelah disetujuinya Konvensi ILO tentang pekerja domestik tersebut, negara-negara anggota ILO berkewajiban meratifikasi dan mengimplementasikannya dalam produk hukum nasional.
MARIA RITA