TEMPO Interaktif, Seorang pendukung Presiden Amerika Serikat Barack Obama terpaksa menjual surat yang ditulis tangan oleh Obama sendiri karena terjerat kemiskinan. Destiny Mathis, 26 tahun, merupakan ibu tiga anak yang membutuhkan biaya apartemen dan biaya membesarkan anaknya.
Mathis mulai ikut melakukan kampanye untuk Barack Obama pada 2008. Saat itu hidupnya dalam kesulitan, tapi ia punya harapan.
Seperti yang ditulis oleh Huffington Post pada Rabu 15 Juni 2011, Mathis adalah sarjana yang lulus dengan nilai terbaik di kelasnya. Warga Hobart, Indiana, Amerika Serikat, itu kemudian bekerja sebagai teknisi bedah.
Sambil bekerja, ia juga merawat ibunya yang terkena kanker. "Saat itu saya bekerja keras melakukan kampanye untuknya Obama," katanya. Ia melakukan banyak hal untuk kemenangan Obama.
Namun, dua tahun setelah kemenangan Obama, situasi berubah buruk. Ia melahirkan anak ketiga yang lahir secara prematur dan memiliki masalah kesehatan. Akibatnya, ia tidak lagi dapat bekerja karena harus merawat bayinya. Kemudian, ia memutuskan menulis surat kepada Obama.
Ia mengisahkan kekawatirannya selama dua tahun ke depan. Ia tahu bahwa Obama pasti memiliki pekerjaan yang bertumpuk, tapi ia mengharapkan Obama menunjukkan kinerja yang lebih lagi.
Tak disangka, ternyata Obama membalas suratnya. "Anda memiliki semangat yang positif," kata Obama dalam salah satu kalimatnya di surat balasannya. Setelah ia mendapat balasan surat itu, keadaannya tidak juga berubah, dan ia pun memutuskan menjual surat itu agar ia membayar apartemennya.
Mathis pun mendapatkan pembeli, yakni Gary Zimet, pemilik perusahaan Moments in Time. Surat Obama itu dihargai Rp 94 juta. "Ia orang yang baik dan sangat membutuhkan uang," kata Gary.
Ia berharap penjualan surat Obama itu bisa membantunya hidup lebih baik bersama anak-anaknya: Silas, Milan, dan Londyn. Ia juga masih mendukung Obama, tapi ia berharap Obama sungguh-sungguh memberikan perubahan.
HUFFPOST | AQIDA