TEMPO Interaktif, London - Usia mereka masih sangat belia, baru tiga sampai tujuh tahun, tapi anak-anak ini sudah belajar tari tiang. Mereka bahkan sudah belajar berbagai gerakan yang memperlihatkan seksualitas, termasuk gerakan kaki yang membentuk V sambil meluncur ke bawah tiang. Gerakan yang biasanya dipertontonkan penari telanjang di klub-klub malam ini dipelajari anak-anak di studio dansa Make Me Fabulous di Northamppton, Inggris.
Untuk belajar tari ini, para orang tua bocah itu membayar 5 pound (Rp 69.000) per jam. Instruktur dansa, Carly Wilford, mengatakan tarian dewasa membantu anak-anak tetap sehat dan meningkatkan harga diri mereka. Kelas tari ini berlangsung setiap minggu dan bertempat di sebuah ruangan yang didekorasi bulu-bulu berwarna pink dan kaca yang berkilauan. Kelas ini diiklankan di sebuah situs yang juga mempromosikan pelajaran untuk remaja serta foto-foto wanita yang menggunakan lingerie. Promosi juga menyebutkan tari tiang sebagai tarian yang seksi, santai, dan menyegarkan.
Seorang ibu yang mengikutkan dua anaknya, tiga dan lima tahun, mengatakan, "anak-anak menyukainya. Namun, memang bukan ide yang bijak menyampaikannya di sekolah bahwa kamu membiarkan anak-anakmu menari tiang." Kelas tari tiang ini terungkap sepekan setelah munculnya salon kecantikan yang menawarkan make-over dan facial untuk anak-anak. Trendy Monkeys, demikian nama salon di Brentwood, Essex, itu hanya melayani anak-anak di bawah 13 tahun. Mereka menawarkan mengubah penampilan anak-anak dengan masker wajah, gaya rambut baru, dan lipgloss.
Kendati anak-anak dan orang tua menyukainya, keberadaan kelas tari tiang ini dikritik kelompok pelindung anak-anak, Kidscape, Ahad 12 Juni 2011 kemarin. Direktur Kidscape, Claude Knights, mengatakan membiarkan anak-anak belajar tari tiang memberikan risiko besar. Sebab, anak-anak yang polos itu akan dengan senang hati mempertontonkan gerakan yang mereka pelajari tanpa sadar gerakan dalam tari itu mengirim pesan seksual. Oleh karena itu, kelompok ini mendesak pemerintah mendukung usulan untuk melindungi anak-anak yang tak berdosa.
Adapun Wilford, 30 tahun, yang berasal dari Islington, London Utara, mengatakan memulai kelas ini enam bulan lalu karena permintaan ibu-ibu muridnya. "Mereka ingin bergabung karena menyenangkan. Tidak ada yang bersifat sensual. Saya berusaha mengubah stigma tari tiang dan menunjukkan bahwa sebenarnya tari ini membantu anak-anak tetap sehat dan belajar keseimbangan, seperti kelas olahraga lainnya," Wilford membela diri.
DAILYMAIL | SUNARIAH