TEMPO Interaktif, Dubai - Arab Saudi merencanakan membangun 16 pembangkit listrik bertenaga nuklir pada 2030 dengan biaya US$ 100 miliar (Rp 855 triliun). Demikian laporan koran Saudi mengutip keterangan pejabat setempat, Rabu, 1 Juni 2011.
Negeri eksportir minyak terbesar di dunia ini berjuang keras agar kebutuhan listriknya segera terpenuhi. Karena itu, Saudi berambisi mewujudkannya dengan cara menggunakan energi nuklir kendati dengan biaya dan risiko tinggi.
"Pada 10 tahun pertama, kami akan memiliki dua reaktor nuklir," kata Abdul Gani bin Melaibari, Koordinator Kolobarasi Ilmu di King Abdullah City for Atomic and Renewable Energy, kepada Arab News.
"Setelah itu, saban tahun kami akan membangun dua reaktor hingga kami memiliki 16 reaktor pada 2030," ucapnya.
Bin Melaibari memperkirakan biaya setiap reaktor di kisaran US$ 7 miliar (Rp 60 triliun). Dia menambahkan, pembangunan reaktor nuklir ini akan ditangani oleh sejumlah perusahaan khusus.
Kebutuhan listrik di Arab Saudi diperkirakan mencapai pertumbuhan rata-rata 7-8 persen hingga 10 tahun ke depan. Sementara itu, negeri tetangganya, Uni Emirat Arab, pada Desember 2009 bekerja sama dengan konsorsium di Korea Selatan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir dengan biaya US$ 20,4 miliar (Rp 174 triliun).
REUTERS | CA