Perasaan tidak menyenangkan itu terjadi saat lelaki asal Arab Saudi itu hendak melamar gadis belia asal Yaman, Amal al-Sadah, dua tahun sebelum serangan 11 September 2001. Menurut ayah mertua Bin ladin, Ahmad Abdul Fatah al-Sadah, ia beberapa kali menolak lamaran pria yang juga keturunan Yaman itu.
“(Karena) kami suka kegiatan Bin Ladin dan organisasi Al-Qaidah. Kami mendukung orang-orang hidup saling berdampingan,” kata Abdul Fatah dalam wawancara khusus dengan kantor berita asal Inggris, Reuters.
Ia akhirnya mengabulkan lamaran Bin ladin itu setelah Amal menyatakan bersedia menikahi buronan nomor wahid Amerika Serikat itu. Lamaran itu disampaikan oleh mak comblang sekaligus guru spiritual Bin Ladin, Syekh Rasyid Muhammad Said. Mas kawinnya US$ 5.000.
Amal mempunyai 16 saudara kandung. Ia akhirnya menikah dengan Bin Ladin pada 2009. Ketika itu, ia berusia 18 tahun dan Bin Ladin 43 tahun. Amal menjadi istri keenam Bin Ladin sekaligus yang termuda. Pasangan ini baru dikaruniai seorang putri bernama Safiyah, 12 tahun.
Istri tertua Bin ladin adalah Najwa Ghanim, disusul Khadijag Sharif, Khairiah Sabar, Siham Sabar. Sedangkan pernikahan kelima Bin Ladin hanya berlangsung singkat, cuma 48 jam. Identitas istri kelimanya juga tidak diketahui.
Keraguan mertua Bin ladin boleh jadi benar. Meski tajir, ia mengungkapkan selama menjadi menantu Bin Ladin tidak pernah mengirimi dia uang.
REUTERS/FAISAL ASSEGAF