Perdana Menteri Naoto Kan mengatakan pembangkit nuklir itu rentan rusak seperti pembangkit listrik Fukushima Daiichi yang rusak akibat gempa 9 skala richter, 11 Maret lalu. "Alasan utamanya adalah untuk keselamatan dan keamanan rakyat Jepang," kata Kan, seperti yang dikutip CNN, Sabtu, 7 Mei 2011.
Kerusakan pembangkit listrik Fukushima Daiichi telah menimbulkan krisis nuklir di negeri matahari terbit itu. Level kerusakannya telah mencapai level yang sama pada kecelakaan nuklir Chernobyl di Ukraina pada April 1986.
Kan menegaskan ia telah meminta operator pembangkit Omaezaki menghentikan operasinya, tetapi ia tidak dapat menutup perusahaan.
Kebijakan ini mendapat sambutan dari kelompok lingkungan. "Greenpeace menyambut permintaan Perdana Menteri Kan untuk menutup salah satu reaktor nuklir paling berbahaya di Jepang," ujar Junichi Sato, Direktur Eksekutif Greenpeace Jepang. Ini merupakan pertama kalinya perdana menteri secara langsung meminta penutupan pembangkit nuklir.
CNN | AQIDA