Upaya membunuh Bin Ladin itu dilakukan pada 1995, enam tahun sebelum pria lima istri dan 24 anak itu bertanggung jawab atas serangan 11 September 2001. Mossad menyuap sekretaris Bin Ladin untuk meracuni sang bos. Namun upaya itu gagal.
Keterlibatan Mossad ini bermula dari permintaan CIA (badan intelijen luar negeri Amerika Serikat) dan dinas rahasia Mesir untuk menyelidiki upaya pembunuhan terhadap Presiden Mesir Husni Mubarak. Insiden itu terjadi saat Mubarak yang kini sudah digulingkan lewat unjuk rasa besar-besaran Februari lalu, sedang mengadalkan lawaran ke Ethiopia pada 1995.
Mossad mulai menyelidiki siapa kelompok tak dikenal yang berupaya menghabisi Mubarak. Hasilnya, Mossad menyimpulkan Iran dan ebuah kelompok mujahidin tak dikenal, termasuk Bin Ladin, veteran perang melawan Uni Soviet di Afganistan. Pengusaha kaya Saudi ini ketika itu menetap di Sudan setelah diusir dari tanah airnya di Saudi.
Kegagalan Mossad berulang dua tahun kemudian. Upaya membunuh pemimpin Hamas Khalid Misya’al di Ibu Kota Amman, Yordania, juga dengan cara diracun tidak berhasil. Misya’al yang sekarang tinggal di Ibu Kota Damaskus, Suriah, selamat setelah Israel mengirim obat penawar sebagai bagian dari pembebasan agen Mossad yang berhasil ditangkap oleh Hamas.
Setelah satu dekade menjadi buronan nomor wahid Amerika dengan harga US$ 25 juta, Bin Ladin tewas di tangan pasukan khusus Angkatan Laut Amerika, SEAL, Ahad dinihari lalu. Ia terbunuh dengan dua luka tembak: di kepala dan dada. Tiga korban meninggal lainnya adalah kurir kepercayaan Bin ladin, Abu Ahmad al-Kuwaiti, serta istri dan adik sang kurir.Serbuan itu berlangsung di Kota Abbottabad, Pakistan.
Sedangkan istri kelima dan paling muda Bin Ladin, Amal al-Sadah luka tembak di kaki. Putri mereka, Safia (12 tahun) cedera di kaki terkena pecahan granat.
WALL STREET JOURNAL/FAISAL ASSEGAF