TEMPO Interaktif, Jakarta - Empat dari lima orang yang tewas ketika pasukan khusus Angkatan Laut AS Seal menyerbu tempat persembunyian Usamah Bin Ladin tidak bersenjata. Hal itu bertentangan dengan versi awal Amerika.
Para pejabat Gedung Putih bersikeras bahwa pasukan AS telah "terlibat dalam baku tembak selama operasi" ketika mereka menyerang kompleks tersebut pada Minggu malam.
Namun, bukannya serangan di tengah hujan peluru, seperti yang pertama kali disampaikan, sumber Pentagon menegaskan bahwa tembakan hanya datang dari seorang pria bersenjata.
Abu Ahmed al-Kuwait, kurir terpercaya Bin Ladin, telah bersembunyi di balik sebuah pintu di ruang tamu yang berdekatan dengan bangunan utama ketika pasukan Amerika memulai serangan mereka.
Dia melepaskan tembakan, namun terbunuh. Setelah itu, tidak ada tembakan lain dari dalam kompleks selama misi 38 menit itu.
Meskipun ada pengakuan ini, sumber resmi itu bersikeras tim Seal telah menghadapi suatu "lingkungan yang mengancam dan bermusuhan" saat mereka menjelajahi kompleks itu untuk mencari target mereka.
Kemarin mereka dipaksa untuk mengkonfirmasi bahwa tidak satu pun dari empat korban tewas, termasuk salah satu anak Bin Ladin dan seorang wanita yang tidak disebutkan namanya, membawa senjata ketika mereka ditembak mati.
Ketidakkonsistenan terbaru dalam deskripsi Amerika dari serangan itu menyebabkan timbulnya berbagai tuduhan bahwa Pentagon tidak sepenuhnya transparan tentang kejadian itu.
Para pejabat terpaksa memperbaiki sejumlah pernyataan tentang serangan itu, termasuk klaim bahwa Bin Ladin telah memegang senjata otomatis dan meringkuk di belakang istrinya ketika ia ditembak mati.
Pernyataan terbaru itu berbeda jauh dari informasi pertama kali yang dirilis pada hari Senin.
TELEGRAPH | ERWIN Z