The Sun melaporkan bahwa lelaki 40 tahun itulah yang menyerukan pembunuhan massal bergaya Mumbai dalam operasi penyerangannya. Seperti dilaporkan Kamis 5 Mei 2011, al-Awlaki diduga mencuci otak mahasiswa 21 tahun, Roshonara Choudhry, yang menusuk anggota parlemen Partai Buruh Stephen Timms karena mendukung perang di Irak.
Dia juga diduga memerintahkan teknisi komputer maskapai British Airways Rajib Karim, 31 tahun, membantu rencana peledakan sebuah pesawat dengan gaya serangan Lockerbie. Karim kini mendekam di penjara. Tak hanya itu, al-Awlaki juga diduga sebagai otak serangan bom tinta yang berhasil digagalkan tahun lalu.
Keradikalan al-Awlaki dimulai ketika ia berlibur di Afganistan pada 1993. Saat itu statusnya mahasiswa Fakultas Teknik Colorado State University. Sekembalinya dari Afganistan, dia mulai menganjurkan perang suci. Pada 1996, dia diangkat menjadi imam di sebuah masjid yang berpengikut 300 orang.
Dia meninggalkan tanah kelahirannya pada 2002 dan bermukim selama dua tahun di Inggris. Di negeri Ratu Elizabeth dia dikenal sebagai dosen garis keras, sebelum akihirnya pindah ke negara asal orangtuanya, Yaman. Amerika Serikat yakin Al Awlaki berada di "pusat cerita serangan 9/11".
Menurut laporan, al-Awlaki selalu berkhotbah untuk melawan kebiasaan buruk. Namun kenyataannya, dia pernah ditahan dua kali karena terlibat prostitusi meskipun sudah menikah. Dia pernah ditahan di San Diego pada 1996 dan 1997 dan dijatuhi hukuman denda dan tahanan percobaan.
HINDUSTAN TIMES | SUNARIAH