Ledakan itu juga menyebabkan 80 korban lainnya cedera setelah pelaku menabrakkan dirinya ke mobil yang akan masuk ke dalam markas besar polisi. Peristiwa mematikan itu bersamaan dengan pergantian shift jaga, Kamis, 5 Mei 2011, waktu setempat.
"Lebih kurang 20 tewas, 80 terluka, empat lainnya hilang. Seluruh korban adalah anggota kepolisian yang bertugas di markas besar," ujar Sadeq al-Muhanna, Wakil Gubernur Provinsi Babil. Muhanna jelaskan, menurut salah seorang polisi ahli bom, serangan itu menggunakan bahan peledak plastik jenis C-4.
Seorang sumber rumah sakit di Hilla mengatakan, ledakan tersebut merengut 25 nyawa dan melukai 83 orang. Di antara yang tewas dalam tragedi pukul 07.00 waktu setempat itu, adalah seorang berpangkat kapten dan letnan satu polisi.
Selain menewaskan sejumlah orang, ledakan bom bunuh diri juga menghancurkan beberapa rumah dan bangunan yang terletak tak jauh dari sumber ledakan. "Rumah dan toko banyak yang hancur."
Angkatan bersenjata dan kepolisian Irak meningkatkan penjagaan keamanan sejak pasukan komando Amerika Serikat membunuh Usamah bin Ladin, pemimpin al-Qaidah, Ahad, 1 Mei 2011. Organisasi ini bersumpah akan membalas dendam kematian pemimpinnya. Namun demikian, tak ada yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa Kamis pagi itu.
"Meskipun serangan tersebut agaknya terlalu awal untuk mencari tahu siapa yang bertanggung jawab, tetapi serangan bunuh diri itu hampir pasti dilakukan oleh al-Qaidah dan kami yakin (al-Qaidah) berada di balik serangan itu," ujar Muhanna.
"Kami katakan sebelumnya dan sekali lagi kami sampaikan bahwa al-Qaidah tidak akan berhenti (meneror) kendati pemimpinnya telah tewas."
AL JAZEERA | CA