Berdasarkan survei sosial dan ekonomi yang dilakukan Komisi Sosial dan Ekonomi PBB untuk Asia dan Pasifik (Unescap), tingginya harga minyak mentah dapat menghilangkan satu persen pertumbuhan di dalam kawasan. "Secepat apapun kamu melindungi krisis keuanganmu, kamu akan terkena krisis pangan dan minyak lagi," kata Direktur Unescap Divisi Pembangunan dan Kebijakan Makroekonomi Nagesh Kumar.
Unescap menandaskan jika harga minyak mentah meroket rata-rata 130 dolar per barel dan harga makanan dua kali lebih mahal tahun ini, maka penduduk miskin akan bertambah 42 juta orang. Wilayah yang paling merasakan dampak dari mahalnya harga-harga adalah pedesaan, yang merupakan tempat tinggal mayoritas penduduk miskin seperti di India, Laos, Bangladesh, dan Nepal.
STRAITS TIMES | SUNARIAH