TEMPO Interaktif, Washington - Kematian orang nomor satu dalam jaringan Al-Qaidah Usamah Bin Ladin tak membuat Amerika menghentikan upaya pemusnahan terhadap kelompok itu.
Kepala Desk Kontraterorisme Gedung Putih, John Brennan, menegaskan kematian Bin Ladin adalah pukulan berat bagi pusat jaringan Al-Qaidah di Pakistan dan Afganistan.
“Kami mencoba untuk mengambil keuntungan dari kesempatan sekarang. Kematian Bin Ladin memastikan bahwa kita dapat menghancurkan organisasi ini,” ujar Brennan dalam acara di televisi NBC, Today, kemarin. Dia yakin Amerika mampu memusnahkan pusat organisasi Al-Qaidah. “Kami telah merusak dan menurunkan kemampuan Al-Qaidah, serta menyulitkan (mereka) beraksi di Pakistan dan di luarnya.”
Sejak serangan 11 September 2001, Al-Qaidah telah melahirkan kelompok-kelompok yang berafiliasi di Timur Tengah dan Afrika Utara. Aksi mereka juga menginspirasi serangan oleh militan lokal di Eropa dan Amerika.
Para pejabat intelijen Amerika Serikat meyakini Bin Ladin sudah membuat sebuah propaganda yang direkam tak lama sebelum dia ditembak. Propaganda itu diyakini juga akan segera tayang di pipa media milik Al-Qaidah. Belum jelas apakah rekaman itu berupa audio atau video, tapi seorang pejabat menyampaikan ada indikasi Bin Ladin tahu pasukan Amerika sudah mengepung.
Setelah kamatian Bin Ladin, pemimpin dunia dan pakar keamanan mendesak adanya peningkatan kewaspadaan guna menghadapi kemungkinan aksi pembalasan. Peringatan semacam itu kemarin masih gencar digemakan dari Australia hingga Afrika.
Menteri Pertahanan Australia, Stephen Smith, memperingatkan serangan balasan bisa terjadi kapanpun. “Bisa terjadi di ibukota Amerika Serikat atau Eropa,” katanya. Adapun Menteri Luar Negeri Mali, Soumeylou Boubeye Maiga, mewanti-wanti ancaman kaum militan Islam di Afrika Utara.
Dari Afganistan, dikabarkan kemarin 25 pejuang militan asing terbunuh oleh operasi tentara Afganistan setelah mereka mencoba menyusup dari Pakistan. Seorang juru bicara pemerintah membenarkan hal itu.
AP | RUTERS | TELEGRAPH | DA