Usamah Bin Ladin berasal dari keluarga kaya raya yang memiliki kedekatan dengan keluarga kerajaan Arab Saudi. Ayahnya, Mohammed Bin Ladin, merupakan seorang kontraktor yang dipercaya membangun istana kerajaan dan tempat suci Mekkah dan Madinah.
Muhammed Bin Ladin, memiliki empat istri dan 52 anak. Usamah merupakan anak dari istri yang bernama Hanida. Usamah kehilangan ayahnya saat berusia 13 tahun ketika ayahnya tewas dalam kecelakaan helikopter pada 1967.
Perusahaan keluarga terus berkembang sepeninggal ayahnya. Perusahaan itu memiliki 35.000 karyawan dan aset senilai US$ 5 miliar atau sekitar Rp 42,8 triliun. Ketika ayahnya meninggal, Usamah mendapat bagian senilai US$ 80 juta atau Rp 684 miliar. Jumlah ini kemudian berkembang hingga US$ 250 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun.
Usamah mengembangkan bisnisnya di berbagai bidang termasuk di perbankan, perusahaan semen di Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia. Selain itu, ia juga dipercaya memiliki peran dalam perdagangan heroin.
Laporan Forbes menyebutkan jumlah kekayaannya diperkirakan mencapai Rp 2,5 triliun yang tersebar di berbagai daerah yang ia kontrol dari domisilinya di Afganistan.
Kekayaan itu ia gunakan untuk membiayai operasi terorisme internasional termasuk dalam peristiwa pembajakan pesawat yang ditabrakkan ke Gedung WTC, New York, pada 11 September 2001.
Usamah juga mengembangkan jaringan bisnis di Sudan untuk operasinya dari 1991-1996 seperti yang dilaporkan Associated Press.
Selain itu, Usamah masih mendapatkan dukungan keuangan dari keluarganya. Salah satu adik iparnya, Carmen Bin Ladin, yang tinggal di Swiss, menyatakan Usamah memiliki hubungan dekat dengan anggota keluarganya.
TIMES | FORBES | MSNBC | AQIDA