TEMPO Interaktif, Jakarta - Staf internasional PBB di Tripoli telah meninggalkan Libya karena kerusuhan di ibu kota, setelah massa memasuki kompleks PBB, Minggu, 1 Mei 2011.
Ke-12 staf itu pergi menyusul serangan massa di Kedutaan Besar Inggris dan Italia di Tripoli setelah serangan udara NATO pada hari Sabtu menewaskan seorang putra dan tiga cucu Qadhafi.
"Kerumunan orang memasuki kompleks PBB dan beberapa kendaraan diambil. Semua staf PBB selamat," kata Martin Nesirky, juru bicara PBB. "Keputusan untuk meninggalkan negara itu didasarkan pada situasi keamanan secara keseluruhan di Tripoli."
Stephanie Bunker, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), mengatakan staf lokal PBB tetap tinggal di tempat.
PBB mengirim staf internasional ke Tripoli sebulan lalu setelah Kepala OCHA Valerie Amos mencapai kesepakatan dengan pemerintah Libya dengan keberadaan badan kemanusiaan itu. Menurut PBB, para staf ini akan memantau Libya Barat dari negara tetangga Tunisia.
Badan dunia itu juga memiliki staf internasional di Benghazi, kota utama di bagian timur yang dikuasai pemberontak Libya. "Mereka tidak terpengaruh oleh keputusan itu," kata Bunker.
REUTERS | ERWIN Z.