“Sejak Kamboja tidak menunjukkan niat untuk bernegosiasi, maka kami harus meninjau kembali hubungan dengan negara itu guna mengembalikan perdamaian dan keamanan masyarakat di sepanjang perbatasan,” kata Kasit di provinsi Surin .
Menurut Kasit, pejabat Kamboja di semua level telah dihubungi untuk melakukan gencatan senjata. Namun, Kamboja menolak berbicara.
Rencana untuk memutuskan semua hubungan dengan Kamboja terjadi setelah terjadi pertempuran sengit antara pasukan Thailand dengan Kamboja dua hari lalu.
Menteri Pertahanan Thailand Jenderal Prawit Wongsuwon mengatakan, dirinya siap membahas penyelesaian sengketa dengan Kamboja di forum General Border committee (GBC) yang diadakan di luar wilayah kedua negara. Syaratnya, Kamboja harus hadir dalam pertemuan . “Pertemuan GBC dapat diadakan dimana saja, namun harus merupakan isu bilateral,” ujar Prawit.
Thailand juga menyetujui usulan Indonesia untuk menerjunkan sejumlah pengamat ke perbatasan yang disengketakan. Asalkan, kata Kepala Staf Angkatan Darat Thailand Prayuth Chan-ocha, seluruh pasukan tentara Kamboja ditarik dari lahan sengketa sekitar kuil Preah Vihear, kuil lainnya, dan kampung-kampung di sekitar kuil. “Jika tentara Kamboja masih disitu, maka pengamat tidak boleh ada,” ujar Prayuth.
Kemarin, pertempuran terburuk sejak beberapa tahun terakhir terjadi dan malah pertempuran meluas ke kuil yang ketiga, tak jauh dari lokasi pertempuran sebelumnya yang menewaskan 12 tentara dan mengungsikan sekitar 50 ribu penduduk.
Menteri Luar negeri Amerika Serikat, Hillary Rodham Clinto menyatakan perhatiannya yang mendalam atas kekerasan yang terjadi di Thailand dan Kamboja. Dia mendesak kedua negara untuk menahan diri dan meredakan ketegangan di kawasan tersebut.
BANGKOK POST I AP I MARIA RITA