Dokumen tersebut, salah satunya, berisi ancaman Al-Qaidah menyerang obyek vital milik Barat dengan bom nuklir jika mereka berani menangkap atau membunuh pemimpin teroris, Usamah bin Ladin. Data itu diambil dari 700 tahanan di mana 150 orang di antaranya tidak terkait dengan terorisme.
Telegraph melaporkan dokumen Wikileaks menyebutkan dari 700 tahanan di Guantanamo hanya ada 220 tahanan yang dinilai berbahaya. Sebanyak 380 orang lainnya hanya setingkat prajurit yang dengan mudah dimanfaatkan. Sebagian besar adalah anggota Taliban atau ekstremis yang melakukan perjalanan ke Afganistan.
Adapun 150 orang yang tidak bersalah tapi ditangkap adalah warga Afganistan yang berprofesi sebagai petani, koki,atau sopir. Seluruh tahanan di Guantanamo mengalami siksaan, stres dan kurang tidur. Dalam dokumen WikiLeaks itu tidak disebutkan metode tentara Amerika menginterograsi tahanan.
Tahanan yang paling berbahaya di Guantanamo adalah Khalid Sheikh Mohammed. Ia adalah komandan operasional Al-Qaidah sekaligus dalang serangan 9/11. Khalid juga merencanakan serangan Al-Qaidah di seluruh dunia termasuk di Asia, Afrika, Amerika, dan Inggris. "Kami punya banyak cara menghancurkan Amerika dan sekutunya," kata Khalid dalam Telegraph, Senin (25/4).
Teluk Guantanamo dibuka Pemerintah Amerika pada Januari 2002 di sebuah pangkalan militer di Kuba. Inilah fasilitas Amerika menahan pelaku terorisme tanpa pengadilan. Serangkaian teknik penyiksaan gaya kolonial dipraktekkan kepada para tahanan.
Sebelumnya, Barack Obama berjanji akan menutup Guantanamo. Namun, Presiden AS itu ragu di tengah kekhawatiran banyaknya bukti yang mengungkapkan pelanggaran hak asasi manusia di kamp tahanan tersebut.
RUDY I TELEGRAPH