TEMPO Interaktif, Damaskus - Pasukan keamanan Suriah menembakkan peluru tajam dan gas air mata, kemarin, saat puluhan ribu orang berdemonstrasi. Akibatnya, 75 pendemo dilaporkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Ini adalah bentrokan terbesar selama kerusuhan yang pecah sejak beberapa bulan lalu sekaligus tes utama Presiden Bashar al Assad yang mengumumkan pencabutan hukum keadaan darurat.
Pemrotes di lima kota tumpah ke jalan usai salat Jumat. “Rakyat ingin kejatuhan rezim!” teriak pemrotes di Douma, pinggiran ibu kota Damaskus. Kerusuhan pecah saat polisi melepaskan tembakan di Douma dan pusat kota Homs, guna menjinakkan demonstrasi. Menurut para saksi, sedikitnya 4 orang terluka di Douma dan tujuh di Homs.
Jumlah korban diperkirakan akan bertambah lantaran petugas bersenjata terus memperketat pengamanan. Ammar Qurabi, Ketua Organisasi Nasional HAM di Suriah mengatakan bahwa 20 orang masih dinyatakan hilang.
Korban tewas itu termasuk dari kawasan Daraa, Suriah Selatan, Kota Homs, Suriah tengah, dan berbagai komunitas dekat ibu kota Damaskus.
Amerika mendesak pemerintah Suriah agar "berhenti dan tidak" menggunakan kekerasan. Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, mengatakan Amerika menyerukan Suriah agar menindaklanjuti "reformasi yang dijanjikan." Kini, total korban di Suriah mencapai 300 orang sejak kerusuhan melanda kawasan Timur Tengah sampai Afrika.
AP I REUTERS I VOA I RUDY