TEMPO Interaktif, Misrata - Para petinggi militer Amerika Serikat menyatakan serangan-serangan udara koalisi sudah melemahkan pasukan Libya, tapi konflik bergerak stagnan seiring dengan tentara pemimpin Libya, Muammar Qadhafi, menekan dengan mengepung Misrata. Pemberontak kemarin menyambut baik pengerahan pesawat pengintai tak berawak Amerika. Tapi, cuaca buruk memaksa dua pesawat berjulukan predator yang pertama dikirim ke Libya itu balik badan.
"Tidak diragukan lagi (konflik) menuju jalan buntu," kata Laksamana Mike Mullen, Kepala Staf Gabungan, berpidato di depan pasukan Amerika saat berkunjung ke Bagdad. "Meskipun pada saat yang sama kami sukses mengurangi 30-40 persen kekuatan kemampuan angkatan daratnya. Mereka kian meredup dari waktu ke waktu."
Di Misrata, kota utama di barat Libya yang dimiliki pemberontak, pejuang oposisi bergulat menguasai gedung-gedung kantor yang menjadi basis para penembak jitu Qadhafi dan tentara lainnya. Rongsokan artileri, tank yang rusak, dan mayat seorang tentara pemerintah tergeletak di dekat kantor asuransi.
Pemberontak juga memamerkan senjata-senjata yang disita dari tentara Qadhafi yang lari sehari setelah merebut sebuah pos perbatasan dengan Tunisia. Ribuan orang mengungsi ke Tunisia. Namun, Tripoli membantah kabar penguasaan itu.
Di Sirte, kampung halaman Qadhafi, televisi pemerintah melaporkan sedikitnya sembilan orang tewas akibat suatu bombardemen jet-jet NATO pada Kamis malam lalu. Buletin Al-Jamahiriya menulis di antara yang terbunuh adalah pekerja fasilitas air minum pemerintah yang tengah bekerja.
REUTERS I AP I DA