Partai baru tersebut adalah Blok Keadilan dan Pembangunan. Blok ini sebagai bentuk protes dan meminta diakhirinya kekuasaan Saleh yang telah digenggam selama 32 tahun, jelas Mohammed Abu Lahoum selaku pimpinan Blok, Senin (18/4).
Demo besar-besaran di Yaman yang telah berlangsung selama tiga bulan itu terpinspirasi oleh gerakan rakyat Mesir dan Tunisia yang berhasil menumbangkan pemimpinnya. Ribuan demonstran saban hari turun ke jalan menuntut diakhirinya kemiskinan dan korupsi. Demonstrasi tersebut menimbulkan puluhan orang tewas.
Baca Juga:
Dalam peristiwa aksi turun ke jalan, Senin (18/4), di kota pelabuhan Laut Merah, Hudaida, sedikitnya 88 orang terluka akibat peluruh karet dan gas air mata yang ditembakkan oleh polisi rahasia.
Setelah bertahun-tahun mendukung Saleh demi mempertahankan kekuasaan, menjaga stabilitas regional dan melawan aktivis Yaman yang berafiliasi ke al-Qaidah, kini, Arab Saudi, dan Amerika Serikat menekan Saleh agar bersedia berunding dengan kelompok oposisi untuk menyerahkan kekuasaannya.
Beberapa menteri yang tergabung ke dalam Blok adalah mantan menteri wisata, menteri hak asasi dan transportasi, serta sejumlah anggota parlemen dari partai berkuasa.
"Kami mendukung revolusi kaum muda dan kami bersamanya," kata Lahoum. "Tidak ada perpecahan di dalam tubuh partai, yang benar ada perbedaan pandangan," tambahnya.
Untuk meredam kekerasan di Yaman, negara-negara Teluk termasuk Arab Saudi menawarkan diri sebagai mediator antara kelompok oposisi dengan pemerintah. Tetapi oposisi menolak bila tak ada jaminan bahwa Saleh akan mengundurkan diri.
AL JAZEERA | CA