TEMPO Interaktif, Tokyo - Kewalahan mengatasi kebocoran pembangkit nuklirnya yang belum juga kelar, pemerintah Jepang kemarin meminta bantuan Rusia. Negeri matahari terbit itu meminta Rusia mengirim kapal perawatan radiasi khusus yang biasa digunakan untuk menonaktifkan nuklir kapal selam.
Kami mempertimbangkan hal ini, termasuk detail teknisnya dengan pihak Rusia, kata petugas kementerian luar negeri Jepang. Kapal yang disebut Landysh dibuat pada 2001 untuk mengatasi sampah nuklir cair yang berasal dari kepingan kapal selam. Kapal ini mampu membuang hingga 70 ton sampah sehari.
Menanggapi permintaan ini, Juru bicara Badan Nuklir Rusia Rosatom, Sergei Novikov, mengatakan negaranya tengah mempertimbangkan hal tersebut. Jika pihak Jepang yakin dengan karakteristik teknis unitnya, kemungkinan akan segera dikirim ke lokasi Fukushima-1, katanya.
Permintaan ini disampaikan sehari setelah operator pembangkit nuklir Fukushima Daiichi membuang 11.500 ton air yang mengandung radioaktif tingkat rendah ke Samudra Pasifik. Rencananya pembuangan berlangsung selama lima hari dengan jumlah keseluruhan lebih dari tiga juta galon.
Pembuangan ini membuat tetangga Jepang, Korea Selatan, semakin khawatir. Terutama dampaknya terhadap lingkungan. Reporter setempat melaporkan kedutaan besar Korea Selatan di Tokyo telah mengungkapkan keprihatinan atas hal ini. Sebab diyakini air tersebut mengandung radioaktif 100 kali lebih tinggi dari batas yang diijinkan.
Perlahan tapi pasti air radioaktif yang berasal dari pembangkit Fukushima Daiichi mulai mencemari laut sekitar Jepang. Otoritas negara itu kemarin mengatakan telah menemukan ikan yang tercemar zat berbahaya itu.
Baca Juga:
Menurut pemerintah prefektur Ibaraki, mereka mengambil dua sampel ikan yang ditangkap di lokasi terpisah, di sekitar 80 kilometer dari pembangkit Fukushima. Kedua ikan kecil yang disebut konago itu ternyata mengandung material radioaktif lebih tinggi dari yang diijinkan.
Guna mencegah kemarahan korban, pemilik pembangkit Tokyo Electric Power Co kemarin mulai memberikan ganti rugi. Dana yang disebut uang duka cita itu diberikan kepada pemerintah lokal untuk membantu evakuasi warga dari sekitar pembangkit atau daerah yang terkena radiasi.
REUTERS | XINHUA | WSJ | ITAR TASS | KHON2 | SUNARIAH