Aparat kepolisian berusaha mengantisipasi demonstrasi besar-besaran yang terinspirasi aksi penggulingan Presiden Mesir Husni Mubarak itu. Pemerintah melarang masyarakat turun ke jalan, tetapi warga tetap nekat.
Sebanyak dua ribu orang pendemo mampu menerobos barisan aparat polisi yang mencegah mereka menuju May First Square tempat berlangsungnya aksi. Elias Filali, seorang narablog dan aktivis, menyaksikan para aktivis hak asasi manusia ditangkap polisi. "Saya berada di tengah massa saat mereka ditangkap," katanya.
Para demonstran ini terinspirasi kesuksesan pendemo di Mesir yang menggulingkan penguasa 30 tahun Husni Mubarak Jumat malam lalu melalui aksi besar-besaran tanpa henti sepaanjang tiga pekan. Demonstran Aljazair menuntut kebebasan dalam demokrasi, perubahan pemerintahan, dan penyediaan lapangan kerja.
"Pemerintah Aljazair sangat korup hingga ke tulang. Pemerintahannya dipilih dalam pemilu yang curang dan dengan tekanan," kata seorang pendemo. Saat ini adalah momentum bagi mereka menyuarakan aspirasi setelah kejatuhan Mubarak di Mesir.
Polisi bersiaga di May First Square. Setidaknya terdapat 40 mobil van, jeep, dan bis berbaris. Bahkan mereka membawa kendaraan lapis baja yang jarang terlihat di kota. Polisi berdiri di luar stasiun pom bensin memakai baju lapis anti peluru.
ALJAZEERA| AQIDA SWAMURTI