Iklan
TEMPO Interaktif, AMMAN – Takut nasibnya seperti Presiden Tunisia yang dipaksa lengser dari jabatannya, Raja Jordania Abdullah II akhirnya memenuhi tuntutan demonstrasi dengan memecat Perdana Menteri Samir Rifai dan kabinetnya. Seperti dilaporkan Rabu (02/2), pemecatan itu berlangsung kemarin dan Raja Abdullah langsung memerintahkan perdana menteri yang baru mempercepat reformasi politik.
Keputusan mengejutkan ini sengaja dibuat pemimpin Jordania, yang merupakan sekutu utama Amerika Serikat, untuk mencegah meningkatnya demonstrasi di negaranya.
Kendati demikian, oposisi Islam tetap tak puas. Mereka berjanji akan menggelar banyak protes. Alasannya perdana menteri yang baru tidak pantas memerintah dan raja tak mengambil langkah lebih jauh. Sebelumnya oposisi Islam dan kelompok sekuler menuntut Rifai dan kabinetnya dipecat karena dituduh korupsi.
WASHINGTON POST | SUNARIAH
Iklan
![Raja Yordania Abdullah II berpidato di depan Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis 15 Januari 2020. [REUTERS / Vincent Kessler]](https://statik.tempo.co/data/2021/04/11/id_1013690/1013690_720.jpg)
![Putra Mahkota Yordania Hamzah bin Hussein menyampaikan pidato kepada para ulama dan cendekiawan Muslim pada upacara pembukaan konferensi agama di Universitas Islam Al-Bayet di Amman, Yordania 21 Agustus 2004. [REUTERS / Ali Jarekji]](https://statik.tempo.co/data/2021/04/05/id_1012226/1012226_720.jpg)
