"Pemerintah menjamin akan memberikan sesuai permintaannya," ujar Menteri Penerangan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan, Senin (31/1) waktu setempat.
"Pada prinsipnya, Dewan Menteri setuju mengeluarkan paspor diplomatik untuk Aristide sebagai bekas presiden," kata Ira Kurzban, pengacara Aristide.
Senin lalu, Kurzban mengajukan permohonan kepada pemerintah agar agar bisa mendapatkan paspor diplomatik untuk kliennya. Permohonan itu disampaikan melalui surat kepada Menteri Luar Negeri Haiti Marie-Michele Rey dan Menteri Dalam Negeri Paul Antoine Bien-Aime.
Namun, Menteri Dalam Negeri melalui surat resmi membantah adanya permintaan itu. Menurutnya, dalam surat yang dikirimkan Senin itu tak ada permintaan pembuatan paspor. "Surat tersebut berisi permohonan perpanjangan paspor dari bekas Presiden Jean-Bertrand Aristide," tulisnya.
Surat yang dikirimkan Bien-Aime kepada media massa terdiri dari dua bahasa, Prancis dan Haiti Creole. Surat pertama dalam bahasa Prancis, berisi "Pemerintah Republik memberikan jaminan dan segera membuatkannya sesuai dengan permintaan.
Sedangkan versi bahasa Haiti Creole menyebutkan, "Pemerintah memberikan jaminan bahwa jika Presiden Ariside mengajukan permintaan paspor baru, akan secepatnya direspon."
Menurut Fritz Longchamp, kepala staf presiden, "Versi bahasa Prancis lebih akurat daripada versi bahasa Haiti Creole."
Aristide yang merupakan pemimpin pertama Haiti dipilih secara demokratis mengatakan bahwa dirinya siap kembali ke tanah air, "Sekarang, besok, atau kapan pun."
Kurzban dalam kesempatan terpisah menjelaskan bahwa Aristide hingga saat ini masih berada di Afrika Selatan. Penjelasan tersebut sekaligus membantah rumor yang beredar kalau kliennya kini berada di Kuba untuk siap-siap kembali ke Haiti.
AL JAZEERA | CA