Guyuran air dan lumpur akibat hujan deras yang turun dari kawasan pegunungan Serrana, dekat Rio de Janero, menghancurkan ratusan rumah, jalan, dan mengubur sejumlah keluarga ketika mereka terlelap tidur.
"Kejadiannya mirip gempa bumi," ujar Jorge Mario, walikota Teresopolis. Di kota ini, lebih kurang 200 orang tewas dan diperkirakan jumlahnya bakal bertambah.
"Jumlah korban kemungkinan bertambah karena masih banyak yang terkubur dan belum bisa diselamatkan oleh Tim Penyelamat," kata Mario. Tiga kota tetangga, tambahnya, juga hancur diserbu air bah.
Lereng bukit dan tebing di kawasan sekitar 100 kilometer utara Rio kolap setelah berbulan-bulan diguyur hujan selama 24 jam hingga Selasa (11/1) malam. Hujan lebat diperkirakan masih berlangsung. Untuk itu upaya penyelamatan dan mengurangi resiko terus dilakukan oleh otoritas setempat.
Di Teresopolis dan sekitarnya, rumah-rumah orang kaya maupun miskin disapu banjir. Kerugian yang ditimbulkan akibat bencana ini diperkirakan mencapai triliunan rupiah. Namun pukulan yang paling berat harus dipikul oleh warga miskin. Mereka bakal kesulitan membangun kembali rumahnya di kawasan yang memiliki resiko terkena bencana.
Meskipun demikian, banjir tidak mempengaruhi ekspor komoditi utama bidang pertanian Brasil, seperti kedelai, gula tebu, jeruk, dan kopi. Sebaliknya, banjir telah mendongkrak harga makanan di kawasan Serrana, selaku produser penting buah-buahan dan sayuran untuk daerah Rio.
Rio, terkenal kawasan yang memiliki pantai indah dan acara-acara karnaval sekaligus bakal menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola 2014 dan Olimpiade 2016.
Sementara itu, di Nova Friburgo, kota pinggiran yang dihuni oleh imigran Swiss, sedikitnya 200 orang tewas di kota ini, kata pejabat setempat.
Bencana in merupakan tantangan pertama bagi Presiden Dilma Rousseff yang menjabat sebagai presiden sejak 1 Januari. Menurutnya, bencana ini tidak bisa hanya menyalahkan alam.
"Pemukiman di kawasan yang memiliki resiko tinggi harus mendapatkan perhatian," ujarnya di Rio usai terbang di atas kawasan terkena banjir dan mengunjungi Nova Friburgo.
TELEGRAPH | CHOIRUL