Satu ledakan terjadi persis di depan Sinagoga Neve Shalom yang merupakan sinagoga terbesar di Istambul yang menjadi simbol terdapatnya 25 ribu masyarakat Yahudi di negara muslim ini. Pada saat ledakan, ada ratusan orang di dalam sinagoga yang sedang merayakan persembahan.
Ledakan lainnya terjadi hanya tiga mil dari pemukiman berpengaruh, dan menimpa sinagoga Beth Israel di mana 3000.000 orang tengah berkumpul menandai selesainya sekolah agama. Enam orang Yahudi terbunuh di lokasi kejadian ini dan banyak orang terluka, termasuk pemimpin Rabbi Isak Haleva dan anaknya.
Empat belas muslim juga terbunuh dalam tragedi ini, termasuk dua orang petugas keamanan di Beth Israel dan satu orang di Neve Shalom.
Pengeboman, menjadikan bangsa berpikiran sekuler ini menjadi satu-satunya anggota muslim NATO yang menjadi sasaran. Turki juga merupakan sekutu dekat Amerika yang tengah mempertimbangkan memberangkatkan tentaranya untuk membantu terbentuknya pemerintah peralihan di Irak. Negara ini dikenal pula memiliki pertalian militer dan ekonomi yang kuat dengan Israel.
Menteri Dalam Negeri Abdulkadir Aksu mengatakan, polisi sedang menyelidiki apakah ledakan disebabkan oleh bom bunuh diri, pengatur waktu (timer) atau remote control. Sebelumnya Aksu telah mengindikasikan serangan ini seperti bom bunuh diri. Namun kemudian ia menjelaskan saat ini petugas kepolisian tengah memeriksa film yang terekam dari kamera keamanan sinagoga.
Cuplikan film yang terekam kamera keamanan memperlihatkan seorang pengemudi memarkir Fiat merah di depan sinagoga Neve Shalom, kemudian meninggalkan parkiran sebelum mobil itu meledak. Demikian yang disampaikan seorang petugas kepolisian kepada Anatolia News Agency.
Kelompok militan Turki setempat menyebutkan pihaknya bertanggung jawab atas ledakan ini. Tetapi polisi menyatakan serangan ini terlalu hebat untuk kelompok sekecil itu sehingga mereka tengah menghubungkan tragedi ini kepada kelompok Al-Qaidah.
Israel telah memberangkatkan tim forensiknya untuk membantu penyelidikan Turki. “Ini bukan hanya penyerangan terhadap orang Yahudi,” kata Raanan Gissin, salah seorang penasihat Perdana Menteri Ariel Sharon. Menurutnya ini adalah terorisme Islam radikal melawan umat manusia.
AP/Anastasya Andriarti - Tempo News Room