Tadi malam, Benediktus menjalankan prosesi misa seperti biasa dengan menyusuri lorong tengah Basilika Santo Petrus pada awal dan akhir misa tanpa insiden. Belasan pasukan pengawal berbaris di kedua sisinya. Beberapa kali ia berhenti untuk memberkati bayi.
Selama pelayanan yang sama pada tahun 2008 dan 2009, seorang wanita yang terganggu mentalnya menerjang Paus saat prosesi misa. Tapi semalam, tak ada gangguan seperti itu lagi. Paus mengenang kelahiran Yesus lalu memimpin doa agar umatnya lebih setia seperti Kristus.
"Bantu kami untuk mengenali orang lain yang membutuhkan bantuan kami, pada mereka yang menderita, pada semua orang, dan bantu kami untuk hidup bersama-Mu sebagai saudara dan saudari, sehingga menjadi satu keluarga, keluarga-Mu," katanya.
Selain kejadian pelanggaran tahun lalu, pasukan keamanan juga mewaspadai perayaan Natal kali ini setelah pemboman sehari sebelumnya di kedutaan di Swiss dan Chile. Dua orang terluka dalam peristiwa itu. Ketegangan kian bertambah menyusul aksi protes terhadap pemerintah pekan lalu dan ditemukannya bom palsu di kereta bawah tanah Roma.
Pada 2008 dan 2009, perayaan Natal terganggu karena aksi Susanna Maiolo, seorang warga negara Swiss-Italia yang diduga mengalami masalah kejiwaan. Ahun lalu ia melompati penghalang kayu di sepanjang gang basilika, dan menyerang Paus. Paus tidak terluka dan tetap melanjutkan misa. Tapi Kardinal Roger Etchegaray, yang berada di dekat Paus, menderita patah pinggul.
Maiolo dirawat selama beberapa waktu di sebuah klinik di Roma, dan sekretaris pribadi Benediktus, Monsignor Georg Gaenswein, berkunjung di sana. Tiga minggu kemudian, Maiolo dan keluarganya bertemu secara pribadi dengan Paus di Vatikan dan Paus memaafkannya.
Vatikan meninjau ulang prosedur keamanan setelah peristiwa itu. Para pejabat sejak lama telah mengingatkan bahwa akan selalu ada risiko terhadap Paus saat dia dikelilingi oleh puluhan ribu orang untuk misa mingguan maupun acara lainnya.
AP | HAYATI MAULANA NUR